SBN 10 Tahun Mulai Menguat Sambut Rilis CAD & Neraca Dagang

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
18 August 2020 20:46
US Treasury, Bond, Obligasi (Ilustrasi Obligasi)
Foto: US Treasury, Bond, Obligasi (Ilustrasi Obligasi)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi pemerintah mulai bangkit, di mana imbal hasil (yield) obligasi pemerintah bertenor 10 tahun yang menjadi acuan pasar mulai melemah, mengindikasikan aksi beli investor.

Imbal hasil (yield) Surat Berharga Negara (SBN) seri IDFR0082 ini tercatat melemah 0,12% ke 6,758% pada Selasa (18/8/2020), mengindikasikan harga lagi menguat. Padahal pada akhir pekan lalu, imbal hasil yang sama tercatat menguat.

Imbal hasil surat utang berlawanan arah dari harga, sehingga koreksi imbal hasil menunjukkan bahwa harga sedang menguat.

Pelaku pasar masih memburu SBN jangka pendek, sehingga obligasi bertenor 5 tahun mencatatkan pelemahan yield sebesar 0,44%, melanjutkan penurunan yang dibukukan pada Jumat pekan lalu sebesar 0,55%. Sebaliknya, SBN bertenor ekstra-panjang masih dihindari sehingga harganya tertekan. Imbal hasil SBN tenor 20 tahun menguat 0,08% ke 7,399%.

Bank Indonesia (BI) melaporkan surplus neraca pembayaran (NPI) periode April-Juli 2020 senilai US$ 9,2 miliar. Jauh membaik dibandingkan kuartal sebelumnya yang defisit US$ 8,5 miliar. Transaksi berjalan (current account) masih defisit, tetapi menipis jadi US$ 2,9 miliar atau 1,2% dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Sebaliknya neraca perdagangan membagikan kabar buruk dengan anjloknya impor hingga 32,5% menandakan sektor manufaktur yang tak bergeliat. Hal ini memicu aksi beli SBN bertenor panjang karena aset investasi pendapatan tetap ini dinilai masih menjanjikan keuntungan, di tengah ketidakpastian.

Pekan lalu, investor melepas obligasi jangka panjang setelah pidato nota keuangan Presiden Joko Widodo yang mematok suku bunga SBN 10 tahun pada kisaran 7,29% d 2021, atau jauh lebih tinggi dari posisi sekarang di level 6,77%.

Dengan inflasi yang dipatok terjaga pada tingkat 3% pada tahun depan, atau sedikit lebih tinggi dari tahun ini yang per Juni baru sebesar 1,54%, pemodal pun berekspektasi imbal hasil SBN bertenor panjang akan terus meningkat dan harga di pasar sekunder tertekan.

Akibatnya, mereka memilih memburu surat utang jangka pendek, untuk memarkir dananya dan menghindari risiko fluktuasi harga dalam jangka menengah. Obligasi jangka pendek memungkinkan mereka mengambil strategi 'simpan hingga jatuh tempo' (hold to maturity).

Namun kini, surat utang jangka pendek maupun panjang diburu, mengindikasikan bahwa investor kian pede dengan kondisi ekonomi ke depan.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Optimisme Kian Mengkristal, SBN Tenor Panjang Kompak Menguat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular