Ekonomi Gak Gerak, BI Diramal Tahan Suku Bunga Acuan 4%

Market - Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
18 August 2020 12:26
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengumumkan hasil rapat dewan gubernur (Tangkapan Layar Youtube Bank Indonesia) Foto: Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengumumkan hasil rapat dewan gubernur (Tangkapan Layar Youtube Bank Indonesia)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) diprediksi akan tetapkan menjaga tingkat suku bunga acuan, BI-7 Days Reverse Repo Rate (BI7DRR), di level 4%.

Rapat Dewan Gubernur BI digelar pada Selasa-Rabu pekan ini (18-19 Agustus) yang mencakup RDG cakupan triwulanan.

Ekonom Maybank Indonesia, Myrdal Gunarto mengatakan menjelaskan pertimbangan proyeksi BI mempertahankan suku bunga di level saat ini. Dia mengatakan penurunan permintaan domestik saat ini erat dengan implikasi dari kebijakan pemerintah pusat atau daerah terkait dengan efek penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Kondisi ini membatasi aktivitas ekonomi di seluruh sektor.

Sementara, lanjut Myrdal, BI juga telah melakukan kebijakan pelonggaran moneter, plus debt monetization (monetisasi utang) untuk mendukung laju pertumbuhan ekonomi domestik.

Selain itu, posisi nilai tukar rupiah yang dalam beberapa waktu terakhir mengalami depresiasi. Oleh karena itu, menurut Myrdal perlu bagi BI untuk menjaga stabilitas moneter.

"Dalam hal ini dengan menjaga daya tarik aset investasi domestik, tetap menarik melalui stabilitas bunga moneter, sehingga rupiah tetap terjaga stabilitasnya. Menjaga [BI 7DRR] di level 4%," kata Myrdal kepada CNBC Indonesia, Selasa (18/8/2020).

Seperti diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pada Juli 2020, Indonesia mengalami deflasi -0,1% (month to month). Hal ini mencerminkan adanya penurunan permintaan karena lemahnya daya beli masyarakat.

Senada dengan Myrdal, Kepala Ekonom Bank CIMB Niaga, Adrian Panggabean juga memproyeksikan BI tidak akan menurunkan suku bunga acuannya pada minggu ini.

Tidak bergeraknya ekonomi dan lemahnya permintaan, kata Adrian, terjadi karena masalah Covid-19 dan dampaknya terhadap tingkat aktivitas rumah tangga dan bisnis.

Oleh karena itu, menurut Adrian penting bagi BI untuk menjaga stabilitas moneternya.

"Saya berpendapat BI tidak menurunkan 7DRRR pada RDG [Rapat Dewan Gubernur] minggu ini. BI harus menjaga 'monetary tank' nya agak tidak susut. Ketidakpastian masih panjang dan amunisi moneter perlu dijaga ketersediaannya," jelas Adrian kepada CNBC Indonesia.

Seperti diketahui, pada Juli 2020, BI 7DRR diturunkan sebesar 25 basis poin (bps), dari 4,25% menjadi 4%. Keputusan tersebut menjadi penurunan suku bunga yang keempat sepanjang tahun 2020 setelah BI memangkas suku bunga pada Februari, Maret, dan Juni 2020 dengan besaran masing-masing 25 bps.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Minim Sentimen Positif, Ini Proyeksi Arah Pergerakan Rupiah


(tas/tas)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading