Harga Emas Oleng Kapten! Waktunya Beli Atau Jual?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
12 August 2020 18:57
Emas
Foto: Karyawan menunjukkan emas batangan yang dijual di Butik Emas, Sarinah, Jakarta Pusat, Senin (17/9/2018). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Ambrolnya harga emas dunia turut menyeret turun harga emas batangan produksi PT Aneka Tambang Tbk. atau uang dikenal dengan emas Antam, yang hari ini harganya turun 2,84%. Transaksi emas dunia di dalam negeri biasanya dilakukan dengan trading, membuka akun di perusahaan pialang berjangka, dan melakukan aksi jual beli untuk menghasilkan cuan.

Sementara emas Antam digunakan sebagai sarana investasi. Intinya harga emas dunia dan emas Antam sedang mengalami penurunan, melihat kondisi saat ini apakah waktunya untuk jual atau beli?

Jika berkaca pada sejarah Agustus 2011, setelah merosot lebih dari 10%, harga emas dunia akhirnya kembali bangkit dan memecahkan rekor tertinggi pada 6 September 2011. Artinya ada peluang emas akan bangkit lagi setelah mengalami kemerosotan beberapa hari terakhir, dan kembali memecahkan rekor tertinggi.

Tetapi jika berkaca pada skenario terburuk di September 2011, setelah mencetak rekor harga emas langsung nyungsep hingga lebih dari 45% dalam tempo kurang dari 1 bulan.

Lantas, apa kata para analis mengenai kemerosotan beberapa hari terakhir?

"Emas berada dalam posisi yang belum pernah dicapai sebelumnya, penurunan tajam kemarin menunjukkan volatilitas harga emas kemungkinan masih akan terjadi dalam beberapa waktu ke depan," kata Vivek Dhar, analis komoditas pertambangan dan energi dari Commonwealth Bank of Australia dalam sebuah catatan yang dikutip CNBC International.

Volatilitas tinggi artinya harga emas dunia kemungkinan masih akan merosot tajam, tetapi tidak menutup kemungkinan kembali melesat. Maka bersiap untuk melihat harga dunia turun atau naik dengan cukup signifikan, dan diikuti oleh emas Antam.

Kemudian Carsten Fritsch, analis dari Commerzbank sebagaimana dikutip Kitco mengatakan koreksi tajam pada emas yang selama ini dinanti akhirnya dimulai, tetapi jangan gentar karena rally harga emas dunia akan kembali berlanjut katanya.

Sejauh ini, memang belum ada perubahan proyeksi dari para analis, harga emas dunia diramal masih akan terus menguat.

Barry Dawes, dari Martin Place Securities, memproyeksikan dalam dua tahun ke depan harga emas disebut akan mencapai US$ 3.500/troy ons.
Ole Hansen, Kepala Ahli Strategi Komoditas di Saxo Bank, memprediksi emas akan mencetak rekor tertinggi pada tahun depan, dan jangka panjang emas akan mencapai US$ 4.000/troy ons.

Analis lainnya, Jurge Kiener dari Swiss Asia Capital bahkan lebih bullish lagi. Secara teknikal ia melihat ada peluang emas mencapai US$ 8.000/troy ons. Sementara Dan Olivier, pendiri Myrmikan Capital, yang memprediksi emas akan mencapai US$ 10.000/troy ons. Meski tidak disebutkan kapan emas akan mencapai level yang saat ini terlihat ekstrem tersebut.

Trader dan investor yang risk taker tentu melihat kemerostan emas dunia dan emas Antam sebagai belakangan ini sebagai peluang untuk beli. Sementara trader dan investor yang konservatif sepertinya akan menganalisa situasi dan melihat perkembangan terlebih dahulu.

Apalagi, setelah muncul tanda-tanda kebangkitan ekonomi AS, dan perkembangan vaksin terbaru. Semakin banyak tanda kebangkitan ekonomi AS maka laju emas untuk terus naik akan semakin berat. Apalagi jika sampai vaksin virus corona benar-benar ditemukan maka akan menjadi game changer, bukannya beli, trader dan investor kemungkinan akan jual emas.

Yung-yu Ma, kepala strategi investasi di BMO Wealth Management, mengatakan ada 2 faktor yang membuat emas akan berubah arah, yakni vaksin dan Pemilihan Umum (Pemilu) Presiden AS pada bulan November.

Efek Pemilu dikatakan tergantung bagaimana hasilnya, sementara Jika ada perkembangan positif dari vaksin virus corona, ia melihat emas akan turun hingga ke US$ 1.600/troy ons setelah Pemilu AS. Tetapi ia juga mengatakan emas akan kembali rally di tahun depan.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular