Internasional

Ada Kabar Agak Baik AS-China di Laut China Selatan, Apa Tuh?

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
12 August 2020 08:57
Militer AS di Laut Cina Selatan (Tangkapan layar twitter @USPacificFleet)
Foto: Militer AS di Laut Cina Selatan (Tangkapan layar twitter @USPacificFleet)

Jakarta, CNBC Indonesia - Militer Amerika Serikat (AS) dan China telah terlibat ketegangan di Laut China Selatan selama berbulan-bulan terakhir. Akibat terus meningkatnya kehadiran kedua negara di kawasan, banyak yang berspekulasi bahwa hal itu pada akhirnya bisa memicu lahirnya perang senjata antar kedua negara.

Namun, China memiliki kabar baik yang sedikit melegakan. Negara itu disebut tidak akan pernah menggunakan senjata jika AS tidak memulai.

"China telah mengatakan kepada personel layanannya untuk tidak menembakkan tembakan pertama karena Beijing berupaya mengurangi ketegangan dengan Amerika Serikat di Laut China Selatan," kata sumber yang mengetahui situasi tersebut kepada South China Morning Post (SCMP), Rabu (12/8/2020).

Sumber-sumber tersebut juga mengatakan China telah memerintahkan pilot dan perwira angkatan laut untuk menahan diri dalam pertikaian yang semakin sering terjadi dengan pesawat dan kapal perang AS.

Di sisi lain, telah ada rincian lebih lanjut tentang percakapan telepon antara menteri pertahanan kedua negara pekan lalu, kata sumber lain.

Sebelumnya pada bulan lalu pihak AS telah berinisiatif mengajak China melakukan pembicaraan soal Laut China Selatan. Namun pada saat itu China menanggapi dengan dingin.

"Tetapi sebuah sumber mengatakan bahwa kepemimpinan China kemudian berubah pikiran dan memutuskan untuk menghubungi [AS] ketika ketegangan meningkat di laut China Selatan dan Timur," jelas media itu.

Satu sumber yang dekat dengan militer juga mengatakan Beijing telah berkomunikasi melalui berbagai saluran dengan AS, dan bahwa mereka telah mengatakan kepada militernya jangan pernah menembak dulu sebagai isyarat niat baik untuk menjaga situasi tetap terkendali.

Namun begitu, sumber itu juga mengatakan bahwa Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) akan tetap waspada terhadap bentrokan yang tidak disengaja mengingat kehadiran AS di kawasan sangat tinggi.

"Mudah memberi perintah untuk menembak, tetapi baik China maupun AS tidak dapat mengontrol konsekuensinya. Situasi saat ini sangat tegang dan sangat berbahaya," kata orang tersebut.

Bulan lalu, AS mengerahkan dua kelompok tempur kapal perang induk, USS Nimitz dan USS Ronald Reagan, untuk latihan di dekat perairan China dan juga telah melakukan misi pengintaian udara malam hari yang langka di dekat provinsi Guangdong dan Fujian dalam beberapa pekan terakhir.

China juga telah melakukan latihan angkatan laut dan misi flyover di sekitar Taiwan dan Laut China Selatan.

Lebih lanjut, sumber tersebut juga mengatakan bahwa PLA kini tidak lagi ingin terlibat kejadian merugikan seperti di tahun 2001. Pada tahun tersebut sebuah pesawat intelijen AS bertabrakan dengan jet tempur PLA, dan tragedi itu dikenal sebagai insiden Hainan.

Akibat kejadian itu, Pilot China Wang Wei tewas dan pesawat AS terpaksa mendarat di pulau Hainan. Para awak kapal akhirnya dibebaskan setelah AS mengeluarkan pernyataan dengan hati-hati tentang insiden itu.

"Saat ini, PLA telah mengembangkan banyak tindakan pencegahan. Orang Amerika tidak akan bisa kembali dalam keadaan utuh jika kecelakaan seperti itu terjadi lagi," katanya. "Tapi kami sangat jelas bahwa kami akan menanggapi dengan kekerasan hanya sebagai upaya terakhir, ketika segala sesuatu gagal."

Sumber lainnya juga mengumumkan kabar baik, mengatakan kedua belah pihak telah menetapkan protokol untuk menangani pertemuan militer. Tetapi pengaturan ini perlu diperbarui untuk mencerminkan situasi terbaru, katanya.

"Sumber itu tidak merinci apakah hal ini dibicarakan oleh dua menteri pertahanan, Mark Esper dan Wei Fenghe, dalam percakapan 6 Agustus mereka," jelas SCMP.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ssst.. Ada Angin Sejuk dari AS-China, Apa Itu?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular