Analisis Teknikal

IHSG Punya Momentum Menguat, tapi Ada Risiko Koreksi Juga

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
12 August 2020 08:25
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,63% ke 5.190,17 pada perdagangan Selasa (11/8/2020). Nilai Transaksi mencapai Rp 9 triliun, dengan investor asing melakukan aksi jual bersih Rp 499 miliar di pasar reguler.

Sentimen positif datang dari dalam negeri, dalam upaya untuk mendongkrak daya beli masyarakat yang terkikis pandemi Covid-19, pemerintah terus berupaya untuk memberikan stimulus.

Salah satu bentuk stimulusnya adalah gaji ke-13 untuk PNS. Meski belum semua PNS menerima gaji ke-13, tetapi pencairannya sudah mulai dilakukan sejak Senin (10/8/2020).

Selain gaji ke-13, pemerintah juga menaikkan jumlah penerima bansos dari pegawai swasta yang tadinya hanya 13,8 juta pekerja menjadi 15,7 juta orang. Keputusan ini tentu menjadi sentimen positif untuk pasar.

Sentimen tersebut masih akan mempengaruhi pergerakan IHSG pada perdagangan hari ini, Rabu (12/8/2020). Namun, bursa saham AS (Wall Street) yang melemah pada perdagangan Selasa waktu setempat tentunya mengirim hawa negatif ke pasar dalam negeri.

Kabar buruk seputar kelanjutan stimulus AS akhirnya membuat Wall Street terseret ke zona koreksi.

Menteri Keuangan Steven Mnuchin mengatakan Gedung Putih terbuka untuk melanjutkan pembicaraan terkait bantuan sosial dengan kongres dari Partai Demokrat. Namun, Pemimpin Mayoritas Senat Mitch McConnell mengatakan negosiasi Selasa dengan Demokrat menemui jalan buntu.

Secara teknikal, IHSG berhasil mencapai target penguatan 5.190 pada analisis kemarin, setelah menembus level 5.163 yang merupakan Fibonnaci Retracement 50% sehingga menjadi resisten kuat. Fibonnaci tersebut ditarik dari level tertinggi September 2019 di 6.414 ke level terlemah tahun ini 3.911 pada grafik harian.

jkseGrafik: IHSG Harian
Foto: Refinitiv

Fib. Retracement 50% tersebut merupakan resisten yang kuat, sehingga ketika ditembus secara meyakinkan akan memberikan momentum penguatan.
Indikator Stochastic pada grafik harian sudah memasuki wilayah jenuh beli (overbought) yang bisa membebani pergerakan ke atas IHSG.

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah. Artinya ketika mencapai overbought atau oversold, IHSG berisiko melemah atau punya peluang menguat.

Tetapi terkadang, jika momentum sedang kuat Stochastic bisa tertahan di wilayah overbought dalam waktu yang cukup lama.

Dalam beberapa hari atau pekan ke depan, selama mampu bertahan di atas Fib. Retracement 50%, IHSG berpeluang menguat ke 5.458 yang merupakan Fib, Retracement 61,8%.

Fib. Retracement 50% juga menjadi kunci pergerakan pada hari ini.

jkseGrafik: IHSG 1 Jam
Foto: Refinitiv

Melihat grafik 1 jam, indikator stochastic juga mencapai wilayah overbought. Sehingga risiko koreksi cukup besar. Jika kembali ke bawah 5.163, IHSG berisiko terkoreksi ke 5.125. Dengan demikian IHSG akan 2 kali gagal menguat setelah menembus Fib. Retracement 50%, sehingga kemungkinan ke depannya IHSG akan "bermain-main" alias berkonsolidasi di sekitar 5.163. 

Sementara seperti yang disebutkan sebelumnya, jika bertahan di atas 5.163, IHSG berpeluang menguat ke 5.210, sebelum menuju 5.260.


TIM RISET CNBC INDONESIA


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ada kok Saham LQ45 yang Murah, Ini Daftarnya Kak!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular