
Tujuh Hari Beruntun Jadi Juara, Wall Street Kepeleset Juga

Jakarta, CNBC Indonesia - Usai menguat tujuh hari beruntun, akhirnya Wall Street harus masuk ke zona merah. Tiga indeks saham utama AS kompak mengalami koreksi pada perdagangan dini hari tadi.
Di awal perdagangan, indeks S&P 500 dan Dow Jones Industrial Average masih berada di zona hijau. Hanya Nasdaq Composite saja yang terbenam di zona merah.
Namun di kurang dari satu jam menjelang penutupan perdagangan, S&P 500 dan Dow Jones berbalik arah. Pada akhirnya ketiga indeks saham tersebut harus rela melenggang ke garis finis dengan koreksi.
Indeks S&P 500 turun 0,8%. Sementara Dow Jones terpangkas 0,37% sedangkan Nasdaq Composite ambles 1,69%.
Koreksi di pasar saham AS tak terlepas dari terpangkasnya nilai kapitalisasi pasar saham-saham raksasa teknologi AS. Saham Facebook dan Amazon masing-masing turun lebih dari 2% bersama dengan Microsoft.
Apple dan Netflix juga mengalami penurunan dengan koreksi masing-masing sebesar 3,4% dan 3%. Saham induk perusahaan Google yakni Alphabet juga turun 1,1%.
Kerugian tersebut mengimbangi keuntungan dari saham yang diuntungkan dari pembukaan kembali ekonomi. Saham Gap naik lebih dari 2% dan Norwegian Cruise Line naik 3,4%. Wynn Resorts dan Simon Property juga ditutup menguat.
Baik S&P 500 dan Dow sempat diperdagangkan lebih tinggi dari hari sebelumnya setelah kantor berita lokal melaporkan Presiden Rusia Vladimir Putin mengklaim negara itu telah memberikan persetujuan peraturan untuk vaksin Covid-19 pertama di dunia.
Meskipun ada keraguan tentang apakah Rusia telah mengembangkan vaksin yang aman begitu cepat, berita tersebut memicu optimisme investor.
Namun kabar buruk seputar kelanjutan stimulus AS akhirnya membuat Wall Street terseret ke zona koreksi.
Menteri Keuangan Steven Mnuchin mengatakan Gedung Putih terbuka untuk melanjutkan pembicaraan terkait bantuan sosial dengan kongres dari Partai Demokrat. Namun, Pemimpin Mayoritas Senat Mitch McConnell mengatakan negosiasi Selasa dengan Demokrat menemui jalan buntu.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?