
Dapat Bonus Saham Apple, Tim Cook Bakal Jadi Crazy Rich Dunia

Jakarta, CNBC Indonesia - Selama 9 tahun setelah Steve Jobs mengundurkan diri ternyata membawa Tim Cook di puncak kejayaan Apple Inc. Siapa sangka, perusahaan tersebut menjadi lebih berkembang dari sebelumnya.
Steve Jobs adalah pendiri, chairman, dan mantan CEO Apple Inc yang meninggal dunia pada 5 Oktober 2011. Cook menggantikan mendiang Steve Jobs yang mengundurkan diri pada 24 Agustus 2011. Cook sudah bekerja di Apple sejak tahun 1998.
Mengacu data perdagangan, harga saham Apple naik hampir 5% sepekan lalu, mendorong kapitalisasi pasar perusahaan yang didirikan bersama oleh Jobs, Steve Wozniak, dan Ronald Wayne pada 44 tahun lalu itu mencapai hampir US$ $ 2 triliun.
Kapitalisasi pasarnya saat itu hanya sekitar US$ 350 miliar atau Rp 5.110 triliun, ketika Jobs meninggal. Sementara itu, Cook akhirnya menjadi CEO salah satu perusahaan paling elite.
Kini kekayaan bersihnya melampaui US$ 1 miliar (Rp 14,60 triliun), menurut perhitungan Bloomberg Billionaires Index.
Perkiraan kekayaan bersih Cook didasarkan pada analisis pengarsipan peraturan dan menerapkan kinerja pasar dari investor kaya dan hasil dari penjualan sahamnya.
Pada 2015, Cook mengatakan bahwa dia berencana memberikan sebagian besar kekayaannya, menyumbangkan saham Apple senilai jutaan dolar. Kekayaannya bisa jauh lebih rendah jika dia memberikan amal lain di luar yang dia publikasikan alias dirahasiakannya.
Kendati berita ini turun, Josh Rosenstock, juru bicara Apple menolak berkomentar terkait dengan kekayaan Cook.
"Siklus bisnis teknologi ini jauh lebih besar dan lebih lama dari yang saya kira. Dari semua saham ini, Apple telah menjadi mesin penghasil uang terbesar dalam sejarah," kata Hussein Kanji, mitra di perusahaan modal ventura Hoxton Ventures, dikutip Bloomberg.
Saham FAANG
Di bursa Wall Street dikenal dengan frase saham FAANG, ini adalah akronim dari nama-nama saham emiten teknologi raksasa di bursa saham AS. Singkatan dari Facebook (FB), Amazon (AMZN), Apple (AAPL), Netflix (NFLX), dan Alphabet (GOOG)--dulu dikenal sebagai Google.
Nilai pasar Apple dan kekayaan Cook mencerminkan kebangkitan saham-saham FAANG ini. Istilah FAANG ini pun bahkan tidak ada di era Jobs.
Hal ini juga terjadi saat Cook dan sesama CEO raksasa teknologi (Big Tech) lainnya yakni Jeff Bezos dari Amazon.com Inc., Sundar Pichai dari Alphabet Inc., dan Mark Zuckerberg dari Facebook Inc. menghadapi penyelidikan antimonopoli tentang apa yang oleh kritikus disebut sebagai kekuatan monopoli perusahaan teknologi itu.
Sementara Bezos dan Zuckerberg memang memiliki saham besar di perusahaan yang mereka dirikan, sementara jalur Cook untuk masuk ke jajaran orang tajir 'klub 10 digit' lebih berjalan secara bertahap.
Sebagian besar taksiran kekayaan Cook berasal dari nilai saham yang diterimanya sejak bergabung dengan Apple pada 1998, di mana ia mendapat pujian karena menguasai bisnis rantai pasokan (supply chain) perusahaan yang kompleks.
Dia mendapat penghargaan besar-besaran dengan mendapatkan saham terbatas pada hari pertamanya sebagai CEO. Sahamnya telah dibayarkan secara bertahap setiap tahun, dengan valuasi sebagian dari saham-saham itu bergantung pada kinerja saham Apple yang mengungguli setidaknya dua pertiga dari perusahaan lain di indeks S&P 500.
Cook saat ini memiliki 847.969 saham Apple secara langsung, atau sekitar 0,02% saham Apple, dengan nilai sekitar US$ 375 juta atau Rp 5,5 triliun.
Menurut perhitungan Bloomberg, hasil dari penjualan saham sebelumnya, dividen dan kompensasi lainnya membuat nilai sahamnya bertambah menjadi US$ 650 juta lagi atas kekayaan bersihnya. Saham Apple naik 1,4% menjadi US$ 450,79/saham pada perdagangan Senin (10/8) sore waktu AS.
Saham Cook di Apple memang kecil porsinya dibandingkan dengan saham para pendiri raksasa teknologi seperti Bezos, Zuckerberg dan Elon Musk dari Tesla Inc. di perusahaan mereka masing-masing.
Saham Apple didistribusikan secara luas di antara investor dan para eksekutif yang berbeda, sehingga perusahaan paling berharga di dunia ini hanya mencetak sangat sedikit para miliarder di antara karyawannya.
Ketika Jobs mengundurkan diri pada Agustus 2011 dan meninggal tak lama kemudian, Cook sudah beberapa kali menjabat sebagai CEO sementara. Tetapi investor dan analis khawatir bahwa Apple tidak akan dapat berinovasi sebanyak yang dilakukannya di masa lalu.
Meskipun Apple selama dekade terakhir belum mengungkapkan produk baru yang inovatif seperti iPhone, perusahaan tersebut tetap berkembang pesat.
Cook telah mengawasi pengembangan perangkat seperti iPhone X dan Apple Watch, layanan baru seperti Apple Music, dan penelitian tentang mobil tanpa pengemudi dan kacamata augmented-reality.
Bahkan pandemi, yang telah melanda banyak bagian ekonomi lainnya, telah menjadi keuntungan bagi Apple dan perusahaan teknologi besar lainnya karena orang-orang semakin bergantung pada produk dan layanan mereka.
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Covid-19 Buat Valuasi Apple Meroket