Internasional
Cek! Daftar Negara-negara Resmi Resesi

Jakarta, CNBC Indonesia - Resesi kini sedang trend. Akibat virus corona, sejumlah negara mengonfirmasi resesi.
Resesi sendiri diartikan sebagai menurunnya aktivitas ekonomi dengan ditandai minusnya PDB selama dua kuartal berturut-turut atau lebih. Sejumlah negara dari benua Eropa, Amerika, hingga ASEAN kini terjebak dalam resesi.
Berikut daftar negara dan wilayahnya yang dirangkum CNBC Indonesia:
Filipina
Filipina menjadi negara terbaru yang masuk ke jurang resesi akibat ekonominya "dijangkiti" wabah virus corona (COVID-19). Pada Kamis (6/8/2020), negara itu mengumumkan bahwa produk domestik bruton-ya (PDB) mengalami kontraksi di kuartal-II 2020.
BPS Filipina menyebut PDB di kuartal II secara YoY -16,5%. Sebelumnya di kuartal I 2020, secara tahunan ekonomi juga -0,7%.
Secara kuartalan (QtQ), ekonomi di April hingga Juni juga -15,2%. Di kuartal I lalu dalam basis yang sama, ekonomi -5,1%.
Menurut Reuters, data ini lebih curam dari jajak pendapat yang dilakukan media itu sebelumnya. Di mana, secara YoY, PDB hanya turun 0,7%.
Virus corona telah memukul Filipina. Negara ini telah melakukan dua kali lockdown untuk membendung virus.
Uni Eropa
Uni Eropa mengalami resesi terdalam bahkan terburuk selama 25 tahun terakhir.
PDB kawasan berkontraksi atau minus hingga 11,9% di kuartal II 2020 ini secara tahun ke tahun (YoY). Sebelumnya di kuartal pertama ekonomi UE juga -3,2%.
Di basis kuartalan (QtQ), ekonomi UE -14,4% di kuartal II 2020. Ini juga menyusul pencapaian buruk di kuartal sebelumnya -2,7%.
Amerika Serikat
Perekonomian negeri Paman Sam tersebut -32,9% pada periode April - Juni. Kontraksi ini jauh lebih tajam dari kuartal I yang tercatat -5%. Demikian laporan dari Departemen Perdagangan AS yang baru dirilis, Kamis (30/7/2020) dilansir langsung dari CNBC International.
Kontraksi tajam terjadi dalam konsumsi, ekspor, hingga investasi dan pengeluaran pemerintah. Terlihat, spending yang tergelincir cukup dalam adalah health care atau kesehatan dan barang-barang seperti pakaian dan alas kaki. Sementara penurunan investasi terdalam diakibatkan oleh loyonya sektor otomotif.
Hong Kong
Hantu resesi belum meninggalkan Hong Kong. Ekonomi kota di bawah China itu kembali mengalami kontraksi atau -9% di kuartal-II 2020 secara tahun ke tahun (YoY) dari data Rabu (29/7/2020).
Ini adalah kontraksi empat kuartal berturut-turut untuk pusat ekonomi global ini. Di mana aktivitas ekonomi sudah susut sejak pertengahan 2019, saat protes besar-besaran massa anti Beijing terjadi.
Meski begitu, data terbaru menunjukkan hasil yang lebih baik dibanding kuartal-I 2020, -9,1% (YoY). Di basis kuartalan (QtQ), ekonomi - 0,1% di kuartal II-2020 ini.
"Ekonomi Hong Kong stabil pada kuartal terakhir ini karena stimulus fiskal dan permintaan yang lebih kuat di China mengimbangi konsumsi dan investasi yang melemah," kata Ekonom China untuk Capital Economics dalam sebuah catatan ditulis CNN Business.
Meski demikian, ancaman gelombang kedua Covid-19 harus diwaspadai. Beberapa pekan ini, kasus Covid-19 Hong Kong naik setelah mampu mengendalikan virus tiga bulan lalu.
"Jalan bergelombang menuju pemulihan" kata Kepala Keuangan Hong Kong Paul Chan dalam sebuah postingan blognya.
"Terulangnya epidemi lokal baru-baru ini, menunjukkan bahwa mungkin diperlukan waktu lama untuk ekonomi lokal pulih."
Hong Kong mendapat tekanan berat saat ini. Bukan hanya soal politik dan Covid-19, Hong Kong juga dijadikan hotspot perselisihan China dan AS.
Korea Selatan
Pada pekan lalu, Bank of Korea mengumumkan bahwa produk domestik bruto (PDB) negara itu secara kuartalan (QtQ) pada kuartal II 2020 tercatat -3,3%. Pada basis yang sama di kuartal I sebelumnya, ekonomi -1,3%.
Kontraksi ini adalah yang paling tajam sejak kuartal-I 1998. Perlambatan ini juga lebih parah dari polling Reuters 2,3%. Sementara secara tahunan (YoY), PDB negara ini minus 2,9% dari periode yang sama tahun lalu. Namun, ekonomi masih tumbuh di kuartal-I 1,4%. Penurunan ini terbesar sejak kuartal-IV tahun 1998. Ini juga lebih buruk dari polling Reuters 2%.
Menurut analis, penyebab dari perlambatan itu adalah karena tingginya tingkat ketergantungan negara pada perdagangan global, yang sangat terganggu selama banyak penguncian diberlakukan berbagai negara. Ekspor yang menyumbang 40% ekonomi, turun 16,6%.
"Saat pengeluaran konsumen seharusnya pulih bertahap, ancaman dari virus belum pudar sepenuhnya," kata Ekonom Capital Economics Asia Alex Holmes dikutip Reuters.
Menteri Keuangan Korsel Hong Nam-ki mengatakan ekonomi kemungkinan akan pulih pada kuartal-III. Sebelumnya IMF memperkirakan ekonomi Korsel akan berkontraksi 2,1% di 2020.
"Mungkin ... melihat rebound seperti China pada kuartal-III ketika pandemi melambat dan aktivitas produksi di luar negeri, sekolah dan rumah sakit berjalan lagi," katanya.
Singapura
Singapura juga resmi resesi setelah perekonomiannya tertekan cukup dalam. Pengumuman ini disampaikan melalui Kementerian Perdagangan dan Industri (MTI) Singapura, Selasa (14/7/2020).
Secara kuartalan, ekonomi Singapura di kuartal II 2020 berkontraksi atau minus 41,2%. Sementara secara tahunan, PDB anjlok 12,6%.
Ini melebihi survei sejumlah lembaga dan ekonom. Corona memukul keras ekonomi Singapura yang fokus pada perdagangan.
MTI pun memperkirakan ekonomi negeri itu dalam setahun bisa berkontraksi di rentan. 7-4%. Ini menjadi resesi terburuk bagi negeri kota itu sejak 1965.
[Gambas:Video CNBC]
Inggris Resmi Resesi: Pecah Rekor, Terburuk dalam 11 Tahun
(sef/sef)