Meski Gagal Menguat, tapi Rupiah Bisa Jadi Runner Up Asia

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
07 August 2020 15:54
rupiah
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah berakhir stagnan alias sama persis dengan penutupan perdagangan Kamis kemarin, tapi bisa menjadi runner up di kawasan Asia. Mengawali perdagangan dengan positif hari ini, Jumat (7/8/2020) rupiah malah menghabiskan perdagangan di zona merah, sebelum bangkit di menit-menit akhir. 

Melansir data Refinitiv, rupiah membuka perdagangan pasar spot dengan menguat 0,21% ke Rp 14.550/US$, tetapi tidak lama langsung masuk ke zona merah. Depresiasi rupiah semakin besar 0,45% ke Rp 14.645/US$, yang menjadi level terlemah intraday. 

Posisi rupiah membaik ke Rp 14.600/US$ dan menghabiskan mayoritas perdagangan di level tersebut. Di menit-menit akhir perdagangan rupiah kembali memperbaiki posisi dan menutup sesi ini di level Rp 14.580/US$, sama persis dengan penutupan perdagangan kemarin.

Mayoritas mata uang utama Asia melemah melawan dolar AS pada hari ini, hingga pukul 15:08 WIB peso Filipina yang berhasil menguat 0,14%, sehingga menjadi mata uang terbaik di Asia hari ini. Rupiah meski tidak menguat, juga tidak melemah, menjadi yang terbaik kedua.

Berikut pergerakan dolar AS melawan mata uang utama Asia.

Dolar AS yang sedang bangkit hari ini membuat rupiah tertekan. Membaiknya pasar tenaga kerja AS menjadi pemicu penguatan dolar selain juga faktor teknikal.

Departemen Tenaga Kerja AS kemarin malam melaporkan klaim tunjangan pengangguran sebanyak 1,186 juta pada pekan lalu, lebih rendah 249.000 dibandingkan pekan sebelumnya, serta lebih baik ketimbang konsensus pasar yang dihimpun Reuters dengan proyeksi klaim tunjangan pengangguran sebanyak 1,415 juta.

Penambahan jumlah klaim tunjangan pengangguran alias unemployment benefits tersebut berada di posisi terendah sejak pertengahan Maret. Data ini menunjukkan perlahan tetapi pasti, warga Negeri Adidaya sudah kembali bekerja.

Penguatan dolar AS hari ini terlihat dari indeksnya yang naik 0,36% ke 93,119. Kemarin indeks yang mengukur kekuatan dolar AS tersebut menyentuh level 92,521, terendah dalam lebih dari 2 tahun terakhir. Posisi yang rendah memicu koreksi teknikal, ditambah dengan setelah rilis data unemployment benefits membuat posisinya membaik, menutup hari Kamis di di 92,788, dan lanjut menguat hingga tengah hari ini.

Selain itu, pasar juga menanti rilis data tenaga kerja AS malam ini, yang akan memberikan gambaran lebih lengkap mengenai kondisi pasar tenaga kerja AS, apakah membaik atau malah memburuk, sebab kasus pandemi penyakit virus corona (Covid-19) di Negeri Paman Sam masih terus menanjak.

Bank Indonesia (BI) pagi tadi melaporkan cadangan devisa (cadev) Indonesia pada akhir Juli 2020 sebesar US$ 135,1 miliar. Melonjak tajam dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar US$ 131,7 miliar.

Cadev di bulan Juli tersebut merupakan rekor tertinggi sepanjang masa, melampaui rekor sebelumnya US$ 132 miliar yang tercatat pada Januari 2018.
"Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 9 bulan impor atau 8,6 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan," sebut keterangan tertulis BI, Jumat (7/8/2020).

Pada Maret lalu, cadangan devisa Indonesia tergerus US$ 9,4 miliar hingga posisi akhir Maret berada di US$ 121 miliar, yang merupakan level terendah sejak Mei 2019.

Saat itu, nilai tukar rupiah mengalami gejolak hebat, ambrol hingga ke Rp 16.620/US$, terlemah sejak krisis moneter 1998. Sehingga kebutuhan melakukan intervensi menstabilkan rupiah menjadi sangat besar, cadev pun akhirnya tergerus.

Selepas Maret, badai berlalu, rupiah mulai stabil bahkan malah menguat, sehingga kebutuhan intervensi menjadi minim, cadangan devisa jadi terus menanjak. Jika melihat posisi akhir Maret hingga Juli, cadev Indonesia mencatat kenaikan US$ 14,1 miliar.

Cadev yang besar tentunya menambah amunisi BI untuk menstabilkan rupiah jika terjadi gejolak. Stabilitas rupiah tentunya membuat investor lebih nyaman berinvestasi.

TIM RISET CNBC INDONESIA 

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular