
Bio Farma Mulai Uji Klinis Vaksin, Saham Duo KAEF-INAF Ngamuk

Jakarta, CNBC Indonesia - Duet 'maut' kenaikan saham PT Kimia Farma Tbk (KAEF) dan PT Indofarma Tbk (INAF), dua anak usaha PT Bio Farma (Persero), kembali berlanjut jelang penutupan perdagangan sesi II, Kamis (6/8/2020). Saham KAEF dan INAF sama-sama meroket 23,16%.
Data perdagangan mencatat, pada pukul 14.19 WIB, saham KAEF melesat 23,16% di level Rp 3.510/saham dengan kapitalisasi pasar Rp 19,49 triliun. Nilai transaksi mencapai Rp 554,21 miliar, dengan volume perdagangan 166,96 juta saham.
Sepekan terakhir saham KAEF melesat 58,11% dan sebulan terakhir saham KAEF terbang 211% serta year to date naik hingga 181%.
Adapun saham INAF juga melesat 23,16% di level Rp 3.510/saham dengan kapitalisasi pasar Rp 10,88 triliun. Nilai transaksi Rp 163,60 miliar dengan volume perdagangan 49,23 juta saham.
Sepekan terakhir saham INAF naik 66,35% dan sebulan terakhir terbang 249,25%, serta year to date naik bahkan 303,45%.
Kenaikan ini terjadi setelah Bio Farma menyatakan akan memulai uji klinis fase 3 bakal calon vaksin Covid-19 hasil kerja sama dengan Sinovac, perusahaan bioteknologi asal China. Waktu mulai uji klinis hari ini bertepatan dengan perayaan 130 tahun berdirinya Bio Farma.
Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir mengatakan ditemukannya vaksin Covid-19 menjadi waktu yang paling dinanti-nantikan oleh penduduk di seluruh dunia untuk mengembalikan kehidupan menjadi normal kembali.
"Kami mohon doa, tepat di usia 130 tahun ini kita akan mulai uji klinis. Pengembangan vaksin Covid ini ditunggu setiap negara karena hanya vaksin yang bisa kembalikan kehidupan normal," kata Honesti dalam perayaan HUT Bio Farma secara virtual, Kamis (6/8/2020).
Dia mengatakan, adanya pandemi Covid-19 ini telah mengganggu interaksi sosial manusia, karena harus menggunakan masker dan face shield agar tidak berkontak langsung dengan orang lainnya. Padahal pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial.
"Jadi kami mohon dukungan agar uji klinis berjalan baik sehingga Bio Farma bisa wujudkan vaksin dan bisa produksi dan berikan kepada masyarakat sehingga Indonesia yang lebih baik," imbuhnya.
Seperti diketahui, uji klinis ini dijadwalkan berlangsung selama 6 bulan. Uji coba akan mengambil sampel sebanyak 1.620 orang dengan rentan usia 18-59 orang.
Kerja sama uji klinis ini dilakukan bersama di Pusat Uji Klinis yaitu Fakultas Kedokteran UNPAD (Universitas Padjdjaran).
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sempat Meroket, Begini Nasib Saham Indofarma & Kimia Farma
