Waduh! Kurs Dolar Australia Naik ke Level Tertinggi 19 Bulan

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
06 August 2020 14:38
Australian dollar notes and coins can be seen in a cash register at a store in Sydney, Australia, February 11, 2016. REUTERS/David Gray
Foto: dollar Australia (REUTERS/David Gray)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Australia menguat melawan rupiah pada perdagangan Kamis (6/8/2020), hingga ke level tertinggi dalam 19 bulan terakhir. Kenaikan harga emas dan komoditas pada umumnya sekali lagi memicu penguatan Mata Uang Kanguru.

Pada pukul 13:40 WIB, AU$ 1 setara Rp 10.528,14, dolar Australia menguat 0,83% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Level tersebut merupakan yang tertinggi sejak Desember 2018.

Emas merupakan salah satu komoditas ekspor terbesar Australia, sehingga kenaikan harganya tentunya akan menambah pendapatan negara. Berdasarkan data dari Departemen Hubungan Luar Negeri dan Perdagangan, emas berkontribusi sebesar 4,8% dari total ekspor Australia di tahun 2018, dan berada di urutan ke enam komoditas ekspor terbesar.

Kemarin, harga emas dunia kembali mencetak rekor tertinggi sepanjang masa di US$ 2.055,1/troy ons, sebelum mengakhiri perdagangan di US$2.039,4/troy ons, menguat 1,06% dibandingkan hari sebelumnya.

Sementara siang ini, emas dunia diperdagangkan di kirsan US$ 2.052,67/troy ons, artinya ada kemungkinan akan memecahkan rekor tertinggi sepanjang masa lagi.

Selain emas dunia, harga bijih besi yang merupakan komoditas ekspor terbesar Australia, berkontribusi sekitar 15% dari total ekspor, juga berada di level tertinggi dalam 1 tahun terakhir di US$ 116,5/ton di pasar spot China.

Salah satu pemicu penguatan harga komoditas adalah indeks dolar AS yang terus menurun.

Harga komoditas dunia dibanderol dengan dolar AS, kala mata uang Paman Sam tersebut melemah, harganya menjadi lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya, sehingga permintaan berpeluang meningkat. Kala permintaan meningkat, harga komoditas pun akan naik, pendapatan Australia akan meningkat dan mata uangnya menguat.

Selain itu, tanda-tanda pemulihan global, di China dan Eropa misalnya juga membuat dolar Australia perkasa, sekali lagi terkait dengan prospek ekspor komoditas.

"Perekonomian global yang membaik berarti ekspor Australia akan membaik. Permintaan komoditas dari luar negeri dapat berperan penting bagi pemulihan ekonomi Australia," kata Kimberli Mundy, ahli mata uang dan ekonom di Commonwealth Bank, sebagaimana dilansir Yahoo Finance.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kurs Dolar Singapura Tembus Rp 11.500, Termahal dalam Sejarah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular