
Ada Bansos Tunai Rp 500 Ribu, Rupiah Siap Menguat Lagi

Secara teknikal, rupiah masih dalam fase konsolidasi sejak pekan lalu. Posisi penutupan rupiah pada perdagangan Senin (27/7/2020) tidak jauh dari posisi pembukaan perdagangan, serta pergerakan naik turun hari ini secara teknikal membentuk pola Doji jika dilihat menggunakan grafik Candlestick.
Suatu harga dikatakan membentuk pola Doji ketika level pembukaan dan penutupan perdagangan sama atau nyaris sama persis, setelah sebelumnya mengalami pergerakan naik dan turun dari level pembukaan tersebut.
Secara psikologis, pola Doji menunjukkan pelaku pasar masih ragu-ragu menentukan arah pasar apakah akan menguat atau melemah. Pergerakan rupiah Selasa kemarin yang sempat melemah dan berakhir menguat tipis menjadi indikasi keraguan pasar.
Munculnya Doji menjadi indikasi suatu instrument akan memasuki fase konsolidasi.
Dalam kasus rupiah atau yang disimbolkan dengan USD/IDR, fase konsolidasi kemungkinan akan berada di rentang Rp 14.325/US$ sampai US$ 14.730/US$. Artinya, rupiah kecenderungannya akan bergerak bolak balik di antara level tersebut di pekan ini, bahkan ada kemungkinan sampai pekan depan.
Pada Selasa (4/8/2020) lalu, rupiah membentuk pola Doji Gravestone, dimana level pembukaan sama atau nyaris sama dengan penutupan, dan berada di low intraday. Secara psikologis, Gravestone Doji menunjukkan pelaku pasar yang menjual dolar AS sedang mendominasi pasar.
Rupiah pun akhirnya menguat kemarin, meski masih dalam rentang konsolidasi.
![]() Foto: Refinitiv |
Indikator stochastic masih bergerak di dekat wilayah jenuh jual (oversold).
Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah. Artinya ketika USD/IDR mencapai oversold, rupiah punya peluang berisiko berbalik melemah.
Artinya, jika belum mencapai oversold, rupiah punya peluang untuk menguat. Support terdekat berada di kisaran Rp 14.510/US, jika mampu dilewati rupiah berpeluang menuju Rp 14.450/US$.
Resisten terdekat berada di kisaran US$ 14.560/US$, jika dilewati rupiah berisiko melemah ke Rp 14.600/US$. Resisten berikutnya berada di Rp 14.660/US$.
Arah pergerakan selanjutnya akan ditentukan apakah rupiah mampu menembus batas bawah fase konsolidasi sehingga akan menguat lebih lanjut, atau sebaliknya batas atas Rp 14.730/US$ yang akan dilewati sehingga risiko pelemahan semakin membesar.
Batas atas tersebut juga merupakan Fibonnaci Retracement 61,8%. Fibonnaci Retracement tersebut ditarik dari level bawah 24 Januari (Rp 13.565/US$) lalu, hingga ke posisi tertinggi intraday 23 Maret (Rp 16.620/US$).
Ke depannya, selama tidak menembus ke atas Fib. Retracement 61,8% tersebut rupiah masih berpeluang menguat.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)[Gambas:Video CNBC]
