
Erick Rombak Semen Baturaja, Franky Sibarani Jadi Komut

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri BUMN Erick Thohir melakukan perombakan di jajaran komisaris dan direksi PT Semen Baturaja (Persero) Tbk (SMBR). Erick mengangkat Franky Sibarani, mantan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) sebagai komisaris utama emiten semen dan bahan bangunan ini.
Franky sebelumnya adalah Kepala BKPM periode 27 November 2014 - 27 Juli 2016, juga mantan Ketua Apindo, dan kini juga menjabat Sekretaris Jenderal Pusat Informasi Produk Industri Makanan dan Minuman.
Penetapan itu diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Rabu kemarin (5/8/2020) sebagaimana disampaikan dalam keterangan resmi perusahaan.
"RUPST juga menyetujui perubahan susunan pengurus perseroan. Perubahan susunan pengurus perseroan dilandasi oleh kebutuhan dalam menghadapi tantangan terhadap BUMN ke depannya. Perseroan mengucapkan terima kasih dan memberikan apresiasi setinggi-tingginya atas kontribusi pengurus perseroan yang diganti dalam menjaga kinerja keuangan dan operasional SMBR," tulis manajemen SMBR, dikutip CNBC Indonesia.
Adapun secara lengkap, perubahan susunan pengurus SMBR adalah sebagai berikut :
- Dede Parasade yang sebelumnya menjabat sebagai Direktur Pemasaran digantikan oleh Mukhamad Saifudin
- Harjanto yang sebelumnya menjabat sebagai Komisaris Utama digantikan oleh Franky Sibarani
- Dewi Yustisiana yang sebelumnya menjabat sebagai Komisaris independen digantikan oleh
Endang Tirtana
- Pemberhentian Kiki Rizki Yoctavian sebagai Komisaris karena berakhirnya periode/masa
jabatan
Jajaran Komisaris SMBR:
Komisaris Utama : Franky Sibarani
Komisaris : Oke Nurwan
Komisaris Independen : Darusman Mawardi
Komisaris Independen : Endang Tirtana
Jajaran Direksi SMBR:
Direktur Utama : Jobi Triananda Hasjim
Direktur Produksi & Pengembangan : Daconi
Direktur Keuangan : M. Jamil
Direktur Umum & SDM : Amrullah
Direktur Pemasaran : Mukhamad Saifudin
Selain perubahan jajaran pengurus, RUPST tersebut, juga menyepakati penggunaan laba bersih SMBR tahun buku 2019 sebesar Rp 30,07 miliar, ditetapkan dividend payout ratio sebesar 20,48% dengan total nilai dividen tunai sebesar Rp 6,158 miliar. Sementara sisa laba sebesar Rp 23,913 miliar ditetapkan sebagai cadangan lainnya.
Selain menyetujui besaran pembagian dividen dan perubahan susunan pengurus perseroan, RUPST juga menyetujui laporan mengenai keadaan dan jalannya perseroan selama tahun buku 2019.
Pada laporan yang disampaikan oleh Direktur Utama SMBR, Jobi Triananda Hasjim, perseroan melaporkan kinerja penjualan relatif stabil di tengah penurunan permintaan semen nasional sepanjang tahun 2019.
Perseroan berhasil mencatatkan volume penjualan sebesar 2.119.772 ton hampir sama seperti tahun 2018 di tengah kondisi industri semen yang masih oversupply dan melambatnya pertumbuhan permintaan semen di Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel).
"Kinerja penjualan SMBR tersebut masih lebih baik daripada total konsumsi (demand) semen di Sumbagsel yang berdasarkan data dari Asosiasi Semen Indonesia (ASI) turun hingga 9,3% disepanjang 2019 yang menjadi pasar utama SMBR" kata Jobi.
Sepanjang 2019, perseroan mampu meningkatkan market share di wilayah Sumbagsel sebesar 2% menjadi 35% dari tahun sebelumnya. Dengan kontribusi market share terbesar di Sumsel mencapai 63% dan Lampung 21%, disusul Jambi 15%, Bengkulu 10% dan Bangka Belitung 4%.
SMBR juga berhasil mencatatkan pendapatan sepanjang tahun 2019 sebesar Rp 2,0 triliun atau tumbuh 1% dibandingkan dengan pendapatan di tahun 2018 sebesar Rp 1,996 triliun.
Namun laba bersih SMBR di tahun 2019 mengalami penurunan menjadi Rp 30 milyar karena peningkatan beban keuangan karena adanya beban biaya bunga atas kredit investasi Pabrik Baturaja II sebesar Rp 100 milyar dan bunga pinjaman MTN sebesar Rp 25 miliar.
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Saham Semen Baturaja Tiba-tiba Liar di Sesi II, Ada Apa?
