Sebelum Trading, Simak Kabar Pasar Biar Tak Salah Pilih

Monica Wareza, CNBC Indonesia
06 August 2020 08:27
Pengunjung melintas dan mengamati pergerakan layar elektronik di di Jakarta, Selasa (2/1/2018).
Foto: Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup perdagangan Rabu (5/8/2020) dengan penguatan, setelah sejak pagi bergerak flip-flop alias berfluktuasi. Indeks acuan bursa domestik tersebut menguat 1,03% ke level 5.127,05.

Investor asing yang pada pagi membukukan pembelian bersih (net buy) Rp 12 miliar, pada hari ini justru balik arah mencetak jual bersih (net sell) senilai Rp 360 miliar di pasar reguler. Ini mengindikasikan bahwa mereka memilih melarikan dananya setelah rilis Produk Domestik Bruto (PDB) oleh Badan Pusat Statistik (BPS) kurang elok.

Secara umum, nilai transaksi bursa mencapai Rp 9,3 triliun.

Kenaikan IHSG hari ini terjadi meskipun Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan PDB Indonesia periode April-Juni 2020 terkontraksi -5,32% dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year-on-year/YoY). Ini lebih buruk dari konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia sebesar -4,53%.

Artinya, perekonomian Indonesia secara teknikal terkategori memasuki masa resesi, di mana ekonomi menurun dua kuartal berturut-turut, mengekor Korea Selatan, menjadi catatan terburuk sejak 2009.

Selain kabar tersebut, simak juga peristiwa emiten yang terjadi sepanjang perdagangan kemarin.

1. Bantah Praktik Ilegal, Bank Harda Jajaki Investor Strategis

Sempat diterpa rumor tak sedap soal praktik perbankan ilegal, manajemen PT Bank Harda Internasional Tbk (BBHI) memastikan, produk forward trade confirmation (FTC) bukan produk yang diterbitkan perseroan.

Produk ini dipasarkan ke nasabah Bank Harda dengan iming-iming bunga tinggi.

"Bank Harda tidak pernah menerbitkan produk FTC (Forward Trade Confirmation) untuk para nasabah," tulis keterbukaan informasi yang disampaikan Direktur Bank Harda, Yohanes Sutanto dan Harry Abbas, Rabu (5/8/2020).

2. Dampak Covid-19, Rugi Perusahaan Media Ini Naik 10 Kali Lipat

Perusahaan media PT Mahaka Media Tbk (ABBA) mengalami peningkatan kerugian pada akhir semester I-2020 lalu menjadi senilai Rp 23,37 miliar. Kenaikan ini mencapai 10 kali lipat dari posisi periode yang sama tahun sebelumnya di Rp 2,36 miliar.

Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, nilai rugi bersih per saham menjadi senilai Rp 8,48 dari sebelumnya Rp 0,86.

Bertambahnya kerugian perusahaan milik Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir ini disebabkan karena pendapatan perusahaan yang turun sebanyak 54,50% secara year on year (YoY). Tercatat penjualan bersih perusahaan menjadi Rp 70,21 miliar dari sebelumnya senilai Rp 154,34 miliar di akhir Juni 2019.

3. Terseret Skandal Jiwasraya, 4 Emiten Ini Bakal Didepak Bursa!

Sebanyak empat emiten yang sahamnya bersamaan dihentikan sementara (suspensi) oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 23 Januari 2020 berkaitan dengan pemeriksaan awal kasus PT Asuransi Jiwasraya (Persero) kini di ambang delisting (penghapusan saham) paksa oleh otoritas bursa.

Keempat emiten tersebut yakni perusahaan tambang mineral PT Trada Alam Minera Tbk (TRAM), perusahaan ikan arwana PT Inti Agri Resources Tbk (IIKP), emiten properti PT Hanson International Tbk (MYRX), dan emiten pertambangan PT SMR Utama Tbk (SMRU).

Satu emiten yang juga disuspensi saat itu yakni PT Eureka Prima Jakarta Tbk (LCGP) baru-baru ini sudah menyampaikan upaya perbaikan perusahaan kepada BEI pada 30 Juli lalu.

4. Kalbe Uji Klinis Vaksin Asal Korea di Akhir Tahun, Sabar Yah!

Emiten farmasi swasta, PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) bakal melakukan uji klinis fase 2 untuk vaksin Covid, GX-19 di dalam negeri pada kuartal IV tahun ini. Vaksin ini merupakan kerja sama perusahaan dengan perusahaan bioteknologi asal Korea Selatan, Genexine.

Direktur Utama Kalbe Farma Vidjongtius mengatakan uji klinis fase 2 ini akan dimulai setelah dinyatakan berhasil dalam uji klinis fase 1 yang saat ini dilaksanakan di Korea Selatan.

"Sedang disiapkan untuk uji klinis fase 2 di Indonesia di kuartal keempat 2020," kata Vidjongtius kepada CNBC Indonesia pekan lalu.

5. Diam-diam, MAPI Alihkan Bisnisnya di Thailand ke Anak Usaha

Emiten ritel, PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) mengalihkan kepemilikan sahamnya di Map Active Adiperkasa Ltd. (MAAT) kepada anak usahanya Athletica International Holdings Pte. Ltd. (AIHP).

Nilai transaksi pengalihan tersebut senilai THB 105 juta atau setara dengan Rp 48,93 miliar (asumsi kurs tengah Bank Indonesia per 31 Desember 2019 Rp 466,09/THB).

MAPI dan AIHP telah menandatangani Share Sale and Purchase Agreement untuk melaksanakan transaksi tersebut.


(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular