
Kondisi Berat! AirAsia Tunda Rencana Perbesar Saham Publik

Jakarta, CNBC Indonesia - Pandemi Covid-19 yang menghantam sektor penerbangan global dan nasional berimbas pada memburuknya kondisi maskapai penerbangan, salah satunya PT AirAsia Indonesia Tbk (CMPP).
Perseroan pun memutuskan menunda beberapa aksi korporasi yang sedang direncanakan dalam rangka meningkatkan kepemilikan saham publik (free float) di Bursa Efek Indonesia (BEI) sampai dengan situasi membaik dan kinerja operasional perseroan bisa berjalan dengan normal kembali
BEI sebelumnya meminta keseriusan AirAsia Indonesia untuk memenuhi aturan jumlah saham beredar di publik. Pasca-backdoor listing, jumlah saham AirAsia yang beredar masih belum memenuhi syarat minimum ke angka 7,5%.
Sesuai dengan Ketentuan V Peraturan Bursa Nomor: 1-A tentang Persyaratan Bagi Perusahaan Tercatat Untuk Tetap Tercatat Di Bursa, disebutkan "Jumlah saham yang dimiliki oleh pemegang saham bukan Pengendali dan bukan Pemegang Saham Utama paling sedikit 50 juta saham dan paling sedikit 7,5% dari jumlah saham dalam modal disetor.
Indah Permatasari Saugi, Head of Corporate Secretary AirAsia Indonesia, dalam surat penjelasan kepada BEI, mengungkapkan pada kuartal III dan kuartal IV tahun ini perseroan fokus pada pemulihan kinerja keuangan perseroan pascaandemi Covid-19/
"Wabah pandemi COVID-19 yang saat ini masih menunjukkan penambahan jumlah kasus yang cukup tinggi khususnya di beberapa kota besar di Indonesia masih menjadi kendala utama dalam memperbaiki kinerja kami di semester II tahun 2020 ini," kata Indah, dikutip CNBC Indonesia, Rabu (5/8/2020).
"Selain itu perpanjangan masa pembatasan sosial di beberapa wilayah dan semakin ketatnya ketentuan penerbangan yangmenyebabkan demand atas layanan penerbangan berjadwal belum juga membaik," jelasnya.
Dia mengatakan, pada 19 Juni 2020 yang lalu layanan penerbangan reguler AirAsia Indonesia baru mulai melakukan pengoperasian penerbangan berjadwal rute internasional dan domestik secara bertahap pada rute tertentu setelah hampir 3 bulan berhenti beroperasi sementara (hibernasi).
"Selama masa hibernasi tersebut, Perseroan tetap berkomitmen untuk melayani penerbangan charter penumpang dan kargo baik untuk kebutuhan perjalanan pemerintah, swasta, organisasi, maupun komunitas masyarakat ke berbagai destinasi domestik dan internasional dengan persetujuan dari otoritas terkait," katanya.
Dengan kondisi ini, katanya, memaksa perseroan harus menunda beberapa aksi korporasi yang sedang direncanakan dalam rangka meningkatkan kepemilikan saham publik di BEI sampai dengan situasi membaik dan kinerja operasional Perseroan bisa berjalan dengan normal kembali.
"Perseroan percaya bahwa dengan memperbaiki kinerja secara optimal dan peningkatan nilai perusahaan akan mempermudah kami untuk dapat melakukan aksi korporasi yang telah direncanakan oleh perseroan guna memenuhi ketentuan V Peraturan Bursa Nomor 1-A Bursa Efek Indonesia," katanya.
Saat ini Perseroan sedang fokus untuk memulihkan minat dan kepercayaan masyarakat untuk bepergian menggunakan transportasi udara selama masa adaptasi kebiasaan baru sejalan dengan arahan Kementerian Perhubungan.
Perseroan juga terus memantau perkembangan situasi terkini terkait pandemi Covid-19 di Tanah Air untuk dapat kembali memulihkan layanan di seluruh jaringan rute penerbangan AirAsia Indonesia secara bertahap.
"Seluruh staf Perseroan juga terus bekerja sepanjang waktu untuk dapat memenuhi kebutuhan transportasi udara untuk perjalanan penumpang maupun barang untuk rute domestik maupun internasional dengan menerapkan protokol keamanan dan kesehatan yang berlaku," katanya.
Dari sisi pengelolaan biaya, kami masih terus melakukan kebijakan cost saving di setiap lini dan melakukan negosiasi ulang biaya yang berhubungan dengan operasional perseroan dengan semua supplier dan stakeholder.
"Setiap rencana dan solusi yang dijalankan oleh perseroan yang bertujuan untuk meningkatkan performa dan kinerja perseroan merupakan bentuk nyata dari komitmen pemegang saham mayoritas dan/ atau pengendali perseroan untuk selalu menerapkan tata kelola perusahaan yang baik dengan," katanya.
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tegas! BEI Akan Degradasi Emiten yang Bandel Soal Free Float
