
Gerbang Resesi RI Akan Terbuka, Apa Kabar IHSG Hari ini?

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil menguat 1,37% ke 5.075,002 Selasa kemarin. Investor asing melakukan aksi beli bersih sebanyak Rp 73 miliar di pasar reguler dengan nilai transaksi menyentuh Rp 8,5 triliun.
Kenaikan tajam tersebut terjadi setelah IHSG ambrol 2,78% di awal pekan. Kemerosotan kemungkinan memicu aksi bargain hunting yang membuat IHSG menguat.
Pada hari ini, Rabu (4/8/2020) rilis data produk domestic bruto (PDB) Indonesia akan menjadi salah satu penggerak IHSG.
Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia menunjukkan median PDB di kuartal II-2020 sebesar -4,53% year-on-year (YoY). Itu akan menjadi pertumbuhan ekonomi terburuk sejak 1999.
Dengan rilis PDB minus, artinya gerbang menuju resesi sudah terbuka, apakah nanti Indonesia akan masuk atau justru lepas dari resesi akan diketahui saat rilis data PDB kuartal III-2020.
Kemungkinan terjadinya resesi di Indonesia masih cukup besar, sebab Kamis pekan lalu Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan kembali memperpanjang Pembasatan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi selama 2 pekan hingga 13 Agustus mendatang.
PSSB transisi yang terus diperpanjang tersebut berisiko membuat pemulihan ekonomi Indonesia berjalan lebih lambat dan lama. Dengan perpanjangan tersebut artinya separuh kuartal III-2020 masih terjadi PSBB transisi, maka ada risiko pertumbuhan ekonomi minus, seperti yang diramal oleh Bank Dunia dalam laporan Indonesia Economic Prospects edisi Juli 2020, dengan judul The Long Road to Recovery.
Maklum saja, DKI Jakarta berkontribusi sebesar 29% terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional di tahun 2019.
PDB minus di kuartal II-2020 sudah diprediksi jauh-jauh hari oleh banyak pihak, seberapa dalam yang masih menjadi pertanyaan. Sehingga PDB minus bisa menjadi sentimen positif di pasar, jika tidak sedalam konsensus.
Secara teknikal, IHSG kemarin nyaris mencapai resisten (tahanan atas) 5.080 yang bisa menjadi kunci pergerakan hari ini.
Ruang penguatan IHSG masih terbuka melihat indikator stochastic pada grafik 1 jam yang belum mencapai wilayah jenuh beli (overbought).
![]() Foto: Refinitiv |
Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah. Artinya ketika mencapai oversold, IHSG punya peluang berisiko berbalik melemah.
Jika mampu melewati resisten 5.080 dengan meyakinkan, IHSG berpeluang menguat ke level 5.105. Target selanjutnya jika level tersebut juga dilewati adalah area 5.143.
Sementara support (tahanan bawah) saat ini berada di level 5.050, 5.025 dan level psikologis 5.000.
![]() Foto: Refinitiv |
Jika dilihat dari grafik harian, resisten kuat ada di kisaran 5.163, yang merupakan Fibonnaci Retracement 50%. Fibonnaci tersebut ditarik dari level tertinggi September 2019 di 6.414 ke level terlemah tahun ini 3.911.
Ke depannya, jika Fib, Retracement tersebut berhasil ditembus secara konsisten, IHSG berpeluang menguat lebih jauh ke 5.458 (Fib. Retracement 61,8%).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Joss! IHSG Lawan Gravitasi, Dekati Lagi Level 6.000