KPR Konvensional atau Syariah, Mana yang Cocok Buat Milenial?

Yuni Astutik, CNBC Indonesia
04 August 2020 14:13
Awal Desember 2017, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mencatat capaian Program Satu Juta Rumah sebanyak 765.120 unit rumah, didominasi oleh pembangunan rumah bagi  masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) sebesar 70 persen, atau sebanyak 619.868 unit, sementara rumah non-MBR yang terbangun sebesar 30 persen, sebanyak 145.252 unit.
Program Satu Juta Rumah yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo, sekitar 20 persen merupakan rumah yang dibangun oleh Kementerian PUPR berupa rusunawa, rumah khusus, rumah swadaya maupun bantuan stimulan prasarana dan utilitas (PSU), 30 persen lainnya dibangun oleh pengembang perumahan subsidi yang mendapatkan fasilitas KPR FLPP, subsisdi selisih bunga dan bantuan uang muka. Selebihnya dipenuhi melalui pembangunan rumah non subsidi oleh pengembang.
Ketua Umum Asosiasi Pengembang Perumahan dan Pemukiman Seluruh Indonesia (Apersi) Junaidi Abdillah mengungkapkan, rumah tapak masih digemari kelas menengah ke bawah.
Kontribusi serapan properti oleh masyarakat menengah ke bawah terhadap total penjualan properti mencapai 70%.
Serapan sebesar 200.000 unit ini, akan terus meningkat pada tahun 2018 menjadi 250.000 unit.
Foto: Muhammad Luthfi Rahman

Jakarta, CNBC Indonesia - Ada dua jenis KPR yaitu Konvensional dan Syariah, dimana keduanya memiliki keunggulan dan kelemahannya masing-masing.

GM Divisi Manajemen Produk Konsumer Bank BNI, Teddy Wishadi mengtaakan secara garis beras, KPR syariah memiliki cicilan tetap hingga masa kredit selesai.

"Tenornya lebih pendek, 10-15 tahun, kalau konvensional 20-30 tahun," katanya kepada CNBC Indonesia di Jakarta, Selasa (4/8/2020).

Pada konvensional, lanjutnya, akad yang digunakan adalah utang piutang bank dengan nasabah. Sedangkan syariah, disebut akad murabahah atau jual beli.

"Seolah-olah bank membeli bank ke nasabah dan ambil marginnya," ujarnya lagi.

Saat ditanya, kira-kira KPR apa yang cocok bagi milenial, yang pertama harus dilihat adalah keyakinan dari masing-masing orang. Kedua, memproyeksikan pendapatan kedepannya.

"Misal usia 22 baru kerja. Akan berat bayar fix langsung besar. Angsuran suka-suka tadi kan bisa disesuaikan, tergantung perencanaan keuangan masing-masing," katanya.

Informasi saja, Bank BNI memiliki program KPR untuk milenial salah satunya adalah angsuran suka-suka. Angsuran suka-suka ini selama 5 tahun yang akan dihitung kira-kira berapa nominal yang sanggup dibayarkan.

"Selanjutnya baru bunga floating, syaratnya umur 21, maksimal usia tidak ada, sampai masa pensiun saja," pungkasnya.


(dob/dob) Next Article Harga Turun! Pengembang Raksasa: Jualan Rumah Juga Drop 37%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular