Analisis Teknikal

Sukses Terbang di Sesi I, Begini Gerak IHSG Selanjutnya

Tri Putra, CNBC Indonesia
04 August 2020 13:12
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia, Jumat 28/2/2020 (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia, Jumat 28/2/2020 (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan sesi pertama Selasa (4/8/20) ditutup di zona hijau dengan kenaikan 1,13% di level 5.062,78.

Data perdagangan mencatat, investor asing melakukan aksi jual bersih sebanyak Rp 4 miliar di pasar reguler hari ini dengan nilai transaksi hari ini menyentuh Rp 4,5 triliun. Terpantau 243 saham naik, 148 saham turun, 151 saham stagnan.

Saham yang paling banyak dilego asing hari ini adalah PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dengan jual bersih sebesar Rp 51 miliar dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) yang mencatatkan net sell sebesar Rp 24 miliar.

Sementara itu saham yang paling banyak dikoleksi asing hari ini adalah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan beli bersih sebesar Rp 68 miliar dan PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) yang mencatatkan net buy sebesar Rp 15 miliar.

Sementara itu bursa di kawasan Asia mayoritas terpantau menghijau, Hang Seng Index di Hong Kong naik 0,78%, Nikkei di Jepang terapresiasi 1,67%, sedangkan Indeks STI di Singapore terbang0,86%.

IHSG Teknikal Sesi II, 4 Agustus 2020/Tri PutraFoto: IHSG Teknikal Sesi II, 4 Agustus 2020/Tri Putra
IHSG Teknikal Sesi II, 4 Agustus 2020/Tri Putra

Analisis Teknikal

Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). Saat ini, IHSG berada di dekat dengan pivot, dengan BB yang masih lebar, namun cenderung menyempit maka pergerakan IHSG selanjutnya cenderung terbatas.

Untuk merubah bias menjadi bullish atau penguatan, perlu melewati level resistance yang berada di area 5.092. Sementara untuk melanjutkan tren bearish atau penurunan perlu melewati level support yang berada di area 5.012.

Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.

Saat ini RSI berada di area 47, yang menunjukkan belum ada indikator jenuh jual ataupun jenuh beli.

Secara keseluruhan, melalui pendekatan teknikal dengan indikator BB yang berada di area pivot, maka pergerakan selanjutnya cenderung sideways atau bergerak menyamping. Hal ini juga terkonfirmasi dengan indikator RSI yang masih berada di angka netral.

Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular