IHSG Sempat Ambrol -4%, Pasar Jiper Lihat Filipina Lockdown?

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
03 August 2020 11:45
Aksi Panggung God Bless Tutup Perdagangan Bursa di Bulan Januari 2018
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Mengawali perdagangan pekan dan bulan yang baru, pasar keuangan Indonesia 'kebakaran'. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan nilai tukar rupiah masuk zona merah.

Pada Senin (3/8/2020) pukul 10:41 WIB, IHSG ambles dengan koreksi mencapai 3,29%. Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah 0,14% di perdagangan pasar spot.

Ada dua kemungkinan. Satu, investor baru mulai masuk pasar setelah libur panjang.

Pasar keuangan Indonesia libur pada Jumat pekan lalu, merayakan Idul Adha. Jadi investor butuh waktu untuk mencerna dan menghitung segala kabar yang terlewatkan.

Cukup banyak sentimen negatif yang belum tercermin di pasar keuangan Tanah Air, seperti resesi di AS dan Eropa. Pada kuartal II-2020, ekonomi Negeri Paman Sam membukukan kontraksi (pertumbuhan negatif) -32,9% berdasarkan pembacaan awal dari US Bureau of Economic Analysis. Ini menjadi catatan terburuk sejak Depresi Besar pada 1930-an.

Sementara ekonomi Zona Euro pada periode April-Juni 2020 terkontraksi 12,1%, terparah sepanjang sejarah blok tersebut. Sedangkan ekonomi Uni Eropa secara keseluruhan mengalami kontraksi -11,9%.

Kebetulan data tersebut diumumkan saat pasar keuangan Indonesia libur. Jadi sentimen ini belum terekam, dan baru dicerna hari ini.

Kemungkinan kedua, pelaku pasar melihat apa yang terjadi di Filipina. Presiden Rodrigo Duterte memutuskan untuk kembali menerapkan karantina wilayah (lockdown) di Manila Raya dan provinsi-provinsi di sekitarnya seperti Laguna, Cavite, Rizal, dan Bulacan.

Ini dilakukan karena terjadi lonjakan kasus virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19). Kini, jumlah pasien positif corona di Filipina sudah lebih dari 100.000 orang dan wilayah Manila menjadi zona merah. 

Lockdown, yang dalam istilah setempat disebut Modified Enhanced Community Quarantine (MECQ), rencananya akan berlaku hingga 18 Agustus. Duterte memutuskan kembali menerapkan MECQ setelah mendapat desakan dari para petugas medis.

"Saya mendengarkan Anda, jangan pernah putus harapan. Kami tahu bahwa Anda lelah," kata Duterte, sebagaimana dikutip dari Reuters.

Kemarin, Filipina mencatatkan 5.032 kasus corona baru sehingga total pasien positif corona menjadi 103.185. Dari jumlah tersebut, 2.059 orang meninggal dunia.

Lockdown, apalagi jika kemudian diterapkan di daerah-daerah lain, akan membuat prospek pemulihan ekonomi Filipina menjadi samar-samar. Bagaimana ekonomi bisa bergerak kalau masyarakat kembali #dirumahaja?

Oleh karena itu, pelaku pasar memberikan respons negatif. Indeks PSI di Filipina ambrol -3,76% pada pukul 10:53 WIB.

Seperti di Filipina, perkembangan kasus corona di Indonesia pun menghawatirkan. Per 2 Agustus, jumlah pasien positif corona di Ibu Pertiwi adalah 111.455 orang. Bertambah 1.519 orang dibandingkan sehari sebelumnya.

Dalam 14 hari terakhir (20 Juli-2 Agustus), rata-rata pasien baru di Indonesia bertambah 1,83% per hari. Sementara di Filipina adalah 3,09% per hari.

Bisa jadi pelaku pasar melihat bukan tidak mungkin Indonesia menerapkan langkah serupa seperti Filipina. Dalam konteks Indonesia, Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) kembali diketatkan.

Bank Dunia sudah memberi wanti-wanti bahwa Indonesia bisa masuk ke zona resesi jika PSBB ketat lagi. Bank Dunia memperkirakan ekonomi Indonesia tidak tumbuh alias stagnan alias 0% pada tahun ini. Namun apabila situasi memburuk, bisa saja ekonomi Indonesia mengalami kontraksi -2%.

"Infeksi virus masih terjadi. Skenario di mana Indonesia mengalami resesi bisa terwujud jika terjadi lonjakan jumlah kasus yang menyebabkan pemerintah kembali menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang lebih ketat pada kuartal III dan IV. Ekonomi sulit untuk pulih ke level pra-pandemi sebelum 2021," tulis laporan Bank Dunia.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular