
Duterte Putuskan Lockdown Manila, Bursa Filipina Rontok -3%

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Filipina resmi memberlakukan karantina wilayah alias lockdown di wilayah ibu kota Manila. Langkah ini mendapat respons negatif dari pelaku pasar.
Pada Senin (3/8/2020), indeks PSI Filipina anjlok 3,35% ke 5.729,56. PSI mencatatkan rekor terendah sejak Mei.
Presiden Rodrigo Duterte memutuskan untuk kembali menerapkan lockdown di Manila Raya dan provinsi-provinsi di sekitarnya seperti Laguna, Cavite, Rizal, dan Bulacan. Ini dilakukan karena terjadi lonjakan kasus virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19). Kini, jumlah pasien positif corona di Filipina sudah lebih dari 100.000 orang dan wilayah Manila menjadi zona merah.
Lockdown, yang dalam istilah setempat disebut Modified Enhanced Community Quarantine (MECQ), rencananya akan berlaku hingga 18 Agustus. Duterte memutuskan kembali menerapkan MECQ setelah mendapat desakan dari para petugas medis.
"Saya mendengarkan Anda, jangan pernah putus harapan. Kami tahu bahwa Anda lelah," kata Duterte, sebagaimana dikutip dari Reuters.
Kemarin, Filipina mencatatkan 5.032 kasus corona baru sehingga total pasien positif corona menjadi 103.185. Dari jumlah tersebut, 2.059 orang meninggal dunia.
Namun lockdown, apalagi jika kemudian diterapkan di daerah-daerah lain, akan membuat prospek pemulihan ekonomi Filipina menjadi samar-samar. Bagaimana ekonomi bisa bergerak kalau masyarakat kembali #dirumahaja? Oleh karena itu, pelaku pasar memberikan respons negatif.
(aji/aji)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Duterte Umumkan Lockdown, Bursa Filipina Setop Perdagangan
