
Gegara Covid-19, Pendapatan Under Armour Ambles 41%

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan pembuat pakaian olahraga, Under Armour Inc mengatakan pendapatannya turun 41% selama kuartal terakhir, tetapi hasil secara keseluruhan lebih baik dari yang diharapkan berkat dorongan penjualan di e-commerce.
Meskipun berbagai tokonya ditutup akibat pandemi virus corona (Covid-19), saham Under Armour berhasil melonjak lebih dari 13% dalam perdagangan premarket.
"Sekarang, dengan sebagian besar pintu ini dibuka kembali, kami didorong oleh beberapa momentum yang kami alami pada bulan Juni dan Juli," kata Kepala Eksekutif, Patrik Frisk dalam sebuah pernyataan pada Jumat (31/7/2020), dikutip dari CNBC Internasional.
"Namun, kami tetap berhati-hati dalam hal keseimbangan 2020 karena berlanjutnya ketidakpastian terkait dinamika belanja konsumen, potensi lingkungan dalam berpromosi, dan keputusan proaktif untuk mengurangi pembelian inventaris agar lebih selaras dengan antisipasi permintaan terkait dampak Covid-19 yang sedang berlangsung."
Menurut data IBES dari Refinitiv yang dikutip Reuters, pendapatan bersih Under Armour turun sekitar 41% menjadi US$ 707,6 juta pada kuartal kedua yang berakhir 30 Juni kemarin, dibandingkan dengan perkiraan analis yang hanya US$ 558,5 juta. Padahal tahun lalu mereka mendapatkan keuntungan US$ 1,19 miliar.
Sedangkan kerugian bersih Under Armour mencapai US$ 182,9 juta, atau 40 sen per saham, dibandingkan dengan kerugian tahun lalu yang hanya mencapai US$ 17,3 juta, atau 4 sen per saham.
Pada penutupan pasar Kamis (30/7/2020), saham Under Armor turun sekitar 47% tahun ini. Perusahaan memiliki kapitalisasi pasar sekitar US$ 5,2 miliar.
(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Vietnam Lockdown, Bos Nike-Under Armour Pusing 7 Keliling