Internasional

Vietnam Lockdown, Bos Nike-Under Armour Pusing 7 Keliling

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
03 October 2021 09:38
A woman walks past a row of T-shirts printed with Vietnamese flags in Hanoi, Vietnam on Thursday, Jul.30, 2020. For 99 days, Vietnam seemed to have defeated the coronavirus, but now a new outbreak in the city of Da Nang has grown to over 40 cases in six cities and authorities are beginning to reimpose broader restrictions. (AP Photo/Hau Dinh)
Foto: AP/Hau Dinh

Jakarta, CNBC Indonesia - Beberapa merek pakaian olahraga (apparel), seperti Nike dan Under Armour (UA), memiliki masalah pasokan saat ada lonjakan permintaan pembeli. Masalah muncul pascapabrik Vietnam yang tutup akibat wabah virus corona.

Kedua apparel asal AS tersebut sahamnya juga tercatat di pasar modal Wall Street, yakni New York Stock Exchange (NYSE), Nike Inc dengan kode saham NKE, sementara Under Armour Inc Class A dengan kode perdagangan UAA.

Dilansir dari CNN International, Nike memangkas prospek penjualan setahun penuh karena masalah rantai pasokan, meskipun CEO mereka mencatat permintaan konsumen yang kuat pada akhir September.

Nike membuat sekitar tiga perempat dari sepatunya di Asia Tenggara, dengan masing-masing 51% dan 24% manufaktur di Vietnam dan Indonesia.

Saat pemerintah Vietnam memberlakukan pembatasan terkait pandemi, termasuk penutupan pabrik secara wajib selama beberapa minggu dari Juli hingga September, Nike kehilangan hasil produksi selama 10 minggu. Setengah dari pabrik pakaian Nike di Vietnam saat ini ditutup.

Kepala Keuangan Nike Matthew Friend mengatakan meski pabrik mulai dibuka kembali, yang diharapkan terjadi secara bertahap mulai Oktober, peningkatan produksi penuh bisa memakan waktu beberapa bulan.

Sementara CEO Under Armour Patrik Frisk mengatakan mereka memantau dengan cermat dampak penutupan pabrik di sana pada rantai pasokannya di sana, menyebutnya sebagai "situasi berkembang" sejak Agustus lalu.

Vietnam menyumbang sepertiga dari produksi alas kaki dan pakaian merek olahraga Under Armour. Negara ini juga pemasok penting bagi AS, khususnya untuk pakaian jadi dan alas kaki dari merek lain.

Pada Juli, Vietnam dihajar gelombang virus corona varian baru. Menurut menteri kesehatan Vietnam, ini menyebabkan penyebaran infeksi baru yang cepat di zona industri negara itu.

Pemerintah kemudian memberlakukan penguncian ketat (lockdown) dan menutup sementara pabrik di sana hingga pertengahan Agustus, kemudian diperpanjang hingga September. Beberapa pabrik masih tutup hingga kini.

Penutupan artinya semua ini berarti bahwa produksi untuk segala sesuatu mulai dari sepatu kets dan sandal hingga jeans, gaun, kaus, jaket dan lainnya terhenti.

Selain Nike dan Under Armor, merek lain yang memiliki hubungan dengan pabrik di Vietnam termasuk Ugg Deckers Outdoor, Adidas, Columbia Sportswear, Tapestry (pemilik merek mewah Coach), dan Capri Holdings (pemilik merek mewah Michael Kors), serta PacSun.


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Berawal Dari Ide Gila, Pria Ini Jadi Raja Sepatu Dunia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular