
Akuisisi Rp 210 T Zoom atas Five9 Batal, Ternyata Gegara Ini!

Jakarta, CNBC Indonesia - Perjanjian Zoom, perusahaan penyedia rapat virtual, untuk membeli perusahaan perangkat lunak pusat kontak cloud (komputasi awan) Five9 akhirnya batal pada hari Kamis kemarin (30/0/2021).
Pembatalan ini terjadi setelah pemegang saham Five9 menolak kesepakatan itu. Kedua perusahaan sama-sama tercatat di Bursa Nasdaq, Zoom Video Communications berkode ZM, sementara Five9 berkode saham FIVN.
Pada Juli lalu, Zoom telah mengumumkan bahwa perusahaan telah mengakuisisi Five9 dengan membeli saham penyedia software contact center berbasis cloud itu sebesar US$ 14,7 miliar atau setara dengan Rp 210 triliun (kurs Rp 14.300/US$).
Kesepakatan itu menandai akuisisi miliaran dolar AS pertama Zoom di saat perusahaan bersiap menghadapi kondisi pascapandemi dengan karyawan yang mulai kembali ke kantor.
Akibat pengumuman pembatalan akuisisi ini saham Five9 turun 2% dalam perpanjangan perdagangan Kamis kemarin waktu AS (Jumat pagi waktu Indonesia).
Dikutip dari CNBC International, dalam blog Eric Yuan, pendiri dan CEO Zoom mengatakan anggapan tentang dengan akuisisi ini akan membuat layanan pusat kontak akan terintegrasi bagi pelanggan bukan merupakan pernyataan yang mendasar. Bukan juga satu-satunya cara bagi Zoom untuk menawarkan solusi pusat kontak yang menarik kepada pelanggan.
Seperti diketahui 27 Agustus lalu Departemen Kehakiman AS mengirim surat ke Komisi Komunikasi Federal. Surat ini berisi tentang kekhawatiran akan adanya bahaya potensi partisipasi asing di perusahaan teknologi AS.
Namun pihak Zoom mengatakan pada pekan lalu bahwa mereka masih mengharapkan kesepakatan itu selesai pada paruh pertama tahun 2022.
Sementara beberapa akuisisi teknologi besar terutama di industri semikonduktor, telah dibatalkan akhir-akhir ini oleh regulator.
Seperti diketahui Zoom baru go public atau mencatatkan saham perdana (IPO) 2 tahun lalu di Nasdaq dan perusahaan masih meraih untung selama pandemi sehingga sampai Juli perusahaan masih memiliki dana tunai sebesar US$ 1,9 miliar atau setara Rp 27 triliun di neraca keuangannya.
Five9 yang berbasis di San Ramon, California adalah produsen perangkat lunak berbasis cloud yang menggunakan kecerdasan buatan untuk membantu menyiapkan pusat panggilan jarak jauh dan terdistribusi.
Pembatalan ini dikarenakan para pemegang saham Five9 merasa tidak puas atas premi yang dibagikan oleh Zoom karena jumlahnya sangat kecil.
Padahal sebelumnya mereka dijanjikan akan menerima setidaknya 13% dari perjanjian sebelumnya.
Melihat hal ini sejumlah pihak berharap premi yang diberikan bisa lebih tinggi mengingat software cloud dan para investor telah menghabiskan banyak modal dalam moment tersebut.
Saham Zoom telah turun 28% sejak kesepakatan ini diumumkan, sementara saham Five9 hanya turun 11%. Karena ini adalah pertukaran saham, hal ini berarti pemegang saham Five9 akan menerima lebih sedikit premi daripada harga yang disepakati.
Tujuan Zoom mengakuisisi Five9 adalah untuk mengurangi ketergantungannya pada rapat video dan audio yang telah menjadi sangat populer di kalangan bisnis dan organisasi lain.
Mempertimbangkan dampak yang diharapkan dari Five9, eksekutif Zoom mengatakan kepada analis bahwa awal bulan ini mereka melihat target pasar tahun pada 2025 akan mencapai US$ 91 miliar, naik dari US$ 34 miliar pada tahun 2019.
Sebagai informasi Zoom dan Five9 yang telah memiliki kemitraan produk sebelum perjanjian akuisisi. Dua perusahaan ini mengaku akan mempertahankan dukungan untuk integrasi.
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Zoom Siap Akuisisi Perusahaan Cloud Five9, Nilainya Rp 213 T