
Ekonomi China Bangkit! Minyak Mentah Melesat Nyaris 1%

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak mentah dunia melesat naik pada perdagangan Jumat (31/7/2020) setelah melemah tajam pada perdagangan Kamis kemarin. China yang kembali menunjukkan kebangkitan ekonomi membuat minyak mentah melesat lagi hari ini.
Berdasarkan data Refinitiv, pada pukul 8:40 WIB minyak mentah jenis Brent menguat 0,95$ ke US$ 43,35/barel, sementara jenis West Texas Intermediate (WTI) +0,9% di US$ 40,28/barel di pasar spot.
Sementara kemarin, minyak jenis Brent melemah 1,85% dan WTI ambrol 3,27%. Penurunan tajam WTI tersebut terjadi setelah data menunjukkan Amerika Serikat (AS) resmi mengalami resesi. Tidak sekedar resesi, kontraksi (tumbuh minus) ekonomi AS di kuartal II-2020 juga menjadi yang terburuk sepanjang sejarah, -32,9%. Di kuartal I-2020, perekonomian AS berkontraksi 5%, sehingga sah mengalami resesi.
WTI merupakan minyak dari Amerika Serikat dan dipasarkan juga di negara Adikuasa, sehingga ketika terjadi resesi, artinya perekonomian merosot tajam, dan permintaan minyak mentah menurun. Akibatnya, WTI lebih terpukul ketimbang Brent pada perdagangan Kamis kemarin.
Sementara itu hari ini kabar bagus datang dari China, konsumen minyak mentah terbesar kedua di dunia setelah AS.
Aktivitas manufaktur China bulan ini dilaporkan kembali berekspansi. Data menunjukkan purchasing managers' index (PMI) manufaktur China sebesar 51,1, naik dibandingkan bulan Juni sebesar 50,9.
PMI menggunakan angka 50 sebagai ambang batas, di atas 50 berarti ekspansi, sementara di bawahnya berarti kontraksi.
Dengan rilis data hari ini, berarti sektor manufaktur China sudah berekspansi dalam 5 bulan beruntun. Sebuah kebangkitan ekonomi pasca dihantam pandemi penyakit virus corona (Covid-19).
China merupakan negara asal virus corona, perekonomianya terpukul hebat di kuartal I-2020, tetapi berhasil bangkit di 3 bulan berikutnya.
Produk domestic bruto (PDB) China berkontraksi alias minus 6,8% year-on-year (YoY) di kuartal I-2020, menjadi yang terburuk sepanjang sejarah. Pada kuartal II-2020, PDB negara dengan nilai ekonomi terbesar kedua di dunia ini tumbuh 3,2% YoY.
Sektor manufaktur yang kembali berekspansi menjadi salah satu motor kebangkitan ekonomi China. Sejak dihantam pandemi Covid-19, PMI manufaktur China hanya sekali berkontraksi di bulan Februari, setelahnya kembali berekspansi.
Saat industri pengolahan tersebut kembali menambah operasionalnya, permintaan minyak mentah tentunya akan kembali meningkat, dan harganya menguat.
TIM RISET CNCB INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Efek Virus Corona Gelombang II di China, Minyak Mentah Merana