
AS Sah Resesi! Jika Pasar Buka Rupiah Terbang Atau Tumbang?

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah melemah 0,41% melawan dolar Amerika Serikat (AS) ke Rp 14.530/US$ Kamis kemarin. Rupiah pun mengakhiri rentetan penguatan di angka 7 hari perdagangan beruntun. Pasar dalam negeri hari ini, Jumat (31/7/2020) libur Hari Raya Idul Adha, tapi seandainya buka, apakah rupiah bisa terbang atau tumbang?
Isu resesi masih menjadi penggerak utama hari ini, kemarin malam Amerika Serikat, negara dengan nilai perekonomian terbesar di dunia, resmi mengalami resesi.
Produk domestik bruto (PDB) AS di kuartal II-2020 dilaporkan mengalami kontraksi 32,9%. Kontraksi tersebut menjadi yang paling parah sepanjang sejarah AS. Di kuartal I-2020, perekonomiannya mengalami kontraksi 5%, sehingga sah mengalami resesi.
Bukan kali ini saja AS mengalami resesi, melansir Investopedia, AS sudah mengalami 33 kali resesi sejak tahun 1854. Sementara jika dilihat sejak tahun 1980, Negeri Paman Sam mengalami empat kali resesi, termasuk yang terjadi saat krisis finansial global 2008.
Artinya, resesi kali ini akan menjadi yang ke-34 bagi AS.
AS bahkan pernah mengalami yang lebih parah dari resesi, yakni Depresi Besar (Great Depression) atau resesi yang berlangsung selama 1 dekade, pada tahun 1930an. Tetapi kontraksi ekonominya tidak sedalam di kuartal II-2020.
Merespon data tersebut, indeks dolar AS kembali ambrol, pagi ini bahkan berada di level 92,828, terendah dalam lebih dari 2 tahun terakhir, tepatnya sejak Mei 2018.
Ambrolnya indeks dolar tidak serta merta membuat rupiah mampu menguat pada perdagangan hari ini, seandainya tidak libur. Hal ini terlihat dari kurs Non-Deliverable Forward (NDF) yang mayoritas menguat tipis pagi ini dibandingkan dengan menjelang penutupan perdagangan kemarin.
NDF adalah instrumen yang memperdagangkan mata uang dalam jangka waktu tertentu dengan patokan kurs tertentu pula. Sebelumnya pasar NDF belum ada di Indonesia, hanya tersedia di pusat-pusat keuangan internasional seperti Singapura, Hong Kong, New York, atau London.
Pasar NDF seringkali mempengaruhi psikologis pembentukan harga di pasar spot. Oleh karena itu, kurs di NDF tidak jarang diikuti oleh pasar spot.
Penguatan tipis kurs NDF menunjukkan rupiah masih belum tentu akan menguat jika pasar hari ini buka. Bahkan ada kemungkinan akan mengalami pelemahan.