
Bakal Ada 3 Penghuni Baru, Ini Dia 5 Saham Jawara Indeks LQ45

Jakarta, CNBC Indonesia - Kami ini (30/7/20) merupakan hari terakhir perdagangan bulan Juli di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pada bulan Agustus mendatang, Indeks LQ45 yang merupakan salah satu indeks prestisius di BEI akan kedatangan konstituen baru.
Direktur Pengembangan BEI, Hasan Fawzi, kepada awak media pada akhir pekan lalu menyampaikan, evaluasi tersebut juga dilakukan bersamaan dengan 10 indeks lainnya. Indeks ini akan berlaku 6 bulan semenjak daftar saham LQ45 yang baru dirilis.
Dari daftar tersebut, ada tiga emiten yang masuk dalam daftar indeks LQ45. Ketiganya antara lain, emiten emas PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), emiten pengelola rumah sakit, PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA) dan emiten properti PT Summarecon Agung Tbk (SMRA).
Sedangkan, tiga emiten lainnya terdepak dari indeks ini, antara lain, emiten milik taipan Prajogo Pangestu, PT Barito Pacific Tbk (BRPT), emiten Grup Lippo yakni PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) dan emiten BUMN PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT).
Indeks LQ45 sendiri merupakan indeks acuan saham yang berisi 45 saham yang transaksinya mumpuni alias sahamnya llikuid dan punya fundamental baik di BEI.
Berikut kinerja 5 saham LQ45 terbaik beserta 3 konstituen barunya.
Terpantau konstituen LQ45 terbaik jatuh kepada saham PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR). Harga saham TOWR bahkan sudah berhasil pulih dari pandemi virus corona yang ditunjukkan dengan reli naik harga sahamnya sebesar 35,40% sejak awal tahun meskipun indeks LQ45 secara keseluruhan masih terkoreksi sebesar 21,04%.
Emiten yang bergerak di sektor penyedia jasa tower telekomunikasi ini diuntungkan karena dengan 'terkuncinya' masyarakat di rumah pada periode PSBB pada Maret silam maka efektif alat komunikasi yang dapat digunakan hanyalah telepon rumah ataupun telepon seluler.
Akan tetapi ternyata kinerja harga konstituen baru LQ45 yaitu MDKA berhasil melampaui kinerja saham LQ45 terbaik periode lalu, terpantau secara tahun berjalan saham MDKA berhasil terapresiasi 67,29%.
Kenaikan emiten pertambangan emas ini sendiri terjadi karena apabila terjadinya ketidakpastian global seperti pandemi, investor akan cenderung memindahkan dana mereka ke komoditas yang lebih aman (safe haven). Ini tentunya akan mengerek naik harga emas dan akan meningkatkan profitabilitas perusahaan yang bergerak di sektor pertambangan emas.
Harga emas sendiri baru saja memecahkan rekor tertinggi sepanjang masanya, yaitu US$ 1.920,3/troy ons yang dicetak nyaris 9 tahun yang lalu, tepatnya pada 6 September 2011. Harga emas hari ini terpantau berada di level US$ 1.965,0/troy ons.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Saham LQ45 Korban Corona