
Jreng! KRAS Cetak Laba, Grup Astra Tertolong Bank Permata

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup dengan koreksi tipis pada perdagangan Rabu kemarin (29/7/2020). Sempat dibuka di level 5.112,99, IHSG harus berakhir dengan pelemahan 0,04% pada penutupan perdagangan kemarin ke level 5.111,1.
Nilai transaksi yang tercatat mencapai Rp 8,25 triliun dengan asing membukukan aksi jual bersih sebesar Rp 434 miliar di seluruh pasar.
Sentimen negatif datang dari ketegangan antara Washington-Beijing yang saling tutup kantor konsulat jenderalnya yang ada di Houston dan Chengdu pekan lalu. Belum lama ini juga dikabarkan Australia akan bergabung dengan AS untuk mengadakan latihan militer bersama di Laut China Selatan.
Langkah tersebut dinilai mampu memicu tensi geopolitik menjadi semakin tinggi. Eskalasi konflik ini berpotensi semakin membuat prospek ekonomi global suram serta periode pemulihan menjadi semakin tak menentu.
Dari dalam negeri Sri Mulyani Indrawati, Menteri Keuangan, menyatakan bahwa pagebluk virus corona masih akan menjadi sumber ketidakpastian, setidaknya sampai tahun depan. Selagi virus corona masih bergentayangan, maka aktivitas masyarakat tidak akan kembali normal sehingga menghambat laju roda perekonomian.
"Recovery atau pemulihan ekonomi global sangat tidak pasti akibat Covid-19. Beberapa lembaga internasional memperkirakan pemulihan ekonomi akan cukup cepat untuk tahun depan, dengan asumsi tahun ini menurunnya sangat tajam. Namun kita melihat bahwa lembaga-lembaga tersebut terus-menerus melakukan revisi pemulihan ekonomi 2020-2021," papar Sri Mulyani.
Selain kabar tersebut, simak juga peristiwa emiten yang terjadi sepanjang perdagangan kemarin.
1. Hemat Rp 2,1 T di Rokan, PGN Incar Efisiensi di Teluk Lamong
Komisaris Utama PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) Arcandra Tahar angkat bicara soal langkah-langkah yang bakal digenjot pada sisa semester II tahun ini. Dalam diskusi secara virtual Rabu, (29/07/2020) ia menjelaskan program yang paling utama adalah efisiensi di semua lini.
Pertama, membuat human capital lebih efektif, efisien dengan adaptasi dan adopsi cara-cara baru di masa pandemi. Kedua, efisiensi dengan mau melihat, menggunakan, dan evaluasi tekhnologi baru yang berhubungan dengan suplai chain dari gas alam, baik itu Liquefied Natural Gas (LNG), Compressed Natural Gas (CNG), maupun gas pipa.
2. Dari Rugi Gede, Silmy Sulap KRAS Laba Rp 380 M di Q2-2020
Sepanjang semester I-2020 PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) membukukan laba senilai US$ 26,27 juta (Rp 380,12 miliar, asumsi kurs Rp 14.470/US$). Nilai ini jauh lebih baik sebab pada periode yang sama tahun sebelumnya perusahaan masih membukukan kerugian senilai US$ 7,75 juta.
Laba bersih ini dibukukan perusahaan kendati terjadi penurunan penjualan pada kuartal kedua tahun ini akibat dampak pandemi Covid-19.
Sepanjang periode April-Juni 2020 penjualan bersih perusahaan mencapai US$ 241,63 juta (Rp 3,49 triliun), dibanding dengan periode Januari-Maret 2020 yang senilai US$ 311,18 juta.
Sedangkan sepanjang semester I-2019 lalu perusahaan membukukan penjualan total senilai US$ 702,05 juta.
3. Semester I-2020, Laba Bank Panin Jatuh 18,49%
PT Bank Pan Indonesia Tbk (Panin/PNBN) mengalami penurunan laba bersih pada semester I-2020 lalu sebesar 18,49% year on year (YoY). Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk merosot menjadi Rp 1,29 triliun dibanding dengan laba bersih di periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 1,59 triliun.
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan yang dipublikasikan, nilai laba per saham perusahaan juga mengalami penurunan menjadi sebesar Rp 53,97 dari sebelumnya di akhir Juni tahun lalu sebesar Rp 66,20.
4. Kimia Farma Tagih Utang Rp 1 T ke Pemerintah, Kapan Dibayar?
PT Kimia Farma Tbk (KAEF) baru menerima pembayaran utang dari pemerintah senilai Rp 400 miliar dari total Rp 1,13 triliun outstanding utang yang ada. Belum jelas kapan sisa pembayaran utang yang berasal dari BPJS Kesehatan dan rumah sakit milik pemerintah ini akan dicicil kembali.
Direktur Utama Kimia Farma Verdi Budidarmo mengatakan meski telah dibayarkan Rp 400 miliar, namun belum lama ini kembali dilakukan utang baru sehingga pembayaran ini hanya bersisa Rp 150 miliar di perusahaan.
5. Tertolong Bank Permata, Laba Astra Naik 16% Jadi Rp 11,3 T
Induk Grup Astra, PT Astra International Tbk (ASII) membukukan laba bersih semester I-2020 mencapai Rp 11,38 triliun atau naik 16% dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 9,80 triliun.
Laba bersih ini termasuk keuntungan dari penjualan saham di PT Bank Permata Tbk (BNLI) kepada Bankok Bank Public Company Limited pada medio Mei 2020.
Manajemen Astra mengungkapkan, tanpa memasukkan keuntungan penjualan ini, laba bersih Grup Astra menurun 44% menjadi Rp 5,5 triliun, terutama karena penurunan kinerja divisi otomotif, alat berat dan pertambangan, dan jasa keuangan, yang disebabkan oleh dampak pandemi Covid-19 dan langkah-langkah penanggulangannya.
6. Beban Tinggi, Rugi Indosat Semester I Bengkak Jadi Rp 341 M
Emiten telekomunikasi PT Indosat Tbk (ISAT) mencatatkan rugi bersih sepanjang semester I-2020 menjadi sebesar Rp 341,10 miliar, membengkak 2,77% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang juga rugi bersih Rp 331,89 miliar.
Berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), pendapatan perusahaan sebetulnya naik 9,4% menjadi Rp 13,45 triliun, dari periode yang sama tahun 2019 sebesar Rp 12,29 triliun.
Pendapatan terbesar dari bisnis seluler yakni mencapai Rp 11,14 triliun, dari sebelumnya Rp 9,96 triliun, disusul pendapatan dari bisnis multimedia, komunikasi data, dan internet (MIDI) sebesar Rp 2,04 triliun dari sebelumnya Rp 1,99 triliun.
7. Jualan Rokok Semester I Naik, Laba Gudang Garam kok Drop 10%?
PT Gudang Garam Tbk (GGRM) mengalami penurunan laba bersih sebesar 10,74% year on year (YoY) pada periode semester I-2020. Jumlah laba bersih perusahaan selama 6 bulan pertama tahun ini menjadi Rp 3,82 triliun, turun dari Rp 4,28 triliun di periode yang sama tahun sebelumnya.
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, nilai laba per saham turun menjadi Rp 1.986 dari sebelumnya senilai Rp 2.225/saham.
Penurunan laba bersih ini terjadi ketika perusahaan mengalami kenaikan pendapatan tipis 1,72% menjadi senilai Rp 53,65 triliun dari sebelumnya di akhir Juni 2019.
8. Di Tengah Pandemi, BTPN Cetak Laba Rp 1,12 T di Semester I
PT Bank BTPN Tbk (BTPN) membukukan laba bersih Rp 1,12 triliun pada periode semester I-2020, turun sekitar 9% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Penurunan laba tersebut dikontribusi oleh turunnya pendapatan bunga serta kenaikan cost of credit sebesar 63%.
Meski demikian, di tengah pelambatan ekonomi akibat pandemi Covid-19, BTPN tetap mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 5% menjadi Rp 150,5 triliun pada semester I-2020.
9. Sah! Pemerintah Beri Jaminan Kredit Korporasi hingga Rp 100 T
Pemerintah resmi memberikan jaminan kredit kepada korporasi dengan nilai Rp 10 miliar hingga Rp 1 triliun lewat Lembaga Penjaminan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank dan PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PII).
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan, program penjaminan kepada korporasi ini menjadi penting untuk bisa menjadi katalis bagi perekonomian Indonesia, untuk bisa keluar dari resesi ekonomi.
"Belanja pemerintah pusat sebagai penggerak dan pengungkit perekonomian agar Kuartal III bisa jadi positif," kata Airlangga dalam sambutan acara pemberian jaminan kredit ini, Rabu (29/7/2020).
10. Penjualan Drop di 1H-2020, Astra Otoparts Catat Rugi Rp 296 M
Anak usaha Grup Astra yang bergerak di bidang produksi suku cadang mobil yakni PT Astra Otoparts Tbk (AUTO) mencatat rugi bersih di semester I-2020 sebesar Rp 296,09 miliar dari periode yang sama di tahun 2019 yang masih mencetak laba bersih Rp 245,69 miliar.
Kerugian yang dialami emiten berkode AUTO di semester pertama tahun ini tak lepas dari anjloknya pendapatan perseroan hingga 26% secara tahunan menjadi Rp 5,65 triliun, dari periode yang sama tahun lalu Rp 7,59 triliun.
Penjualan dari pihak ketiga lokal dan ekspor sama sama anjlok pada periode 6 bulan pertama ini. Penjualan pasar lokal berkurang menjadi Rp 3,62 triliun dari sebelumnya Rp 4,29 triliun, sementara pasar ekspor turun menjadi Rp 489,76 miliar dari sebelumnya Rp 666,25 miliar.
11. Penjualan CPO Naik, Laba Astra Agro Naik Hampir 800%
Emiten sawit Grup Astra, PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) sepanjang semester I-2020 mengantongi kenaikan laba bersih hampir 800% atau tepatnya 796,47% secara year on year (YoY) dibandingkan dengan semester I-2019.
Laba bersih perusahaan pada akhir Juni lalu sebesar Rp 391,90 miliar, naik tajam dari laba bersih di periode yang sama tahun sebelumnya yang senilai Rp 43,71 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan yang dipublikasikan, laba bersih ini mengalami kenaikan signifikan dengan pendapatan yang hanya naik sebesar 6,50% YoY. Pendapatan ini naik menjadi Rp 9,08 triliun dari akhir Juni 2019 lalu senilai Rp 8,52 triliun.
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Lolos Dari Kebangkrutan, Saham Krakatau Steel Layak Diburu?
