
Fitch Proyeksi Dolar Singapura Menguat, Nasib Rupiah Gimana?

Jakarta, CNBC Indonesia - Fitch Solutions memperkirakan nilai tukar dolar Singapura bakal stabil melawan dolar Amerika Serikat (AS), tetapi rata-rata harganya direvisi menguat. Kala dolar Singapura menguat melawan dolar AS, besar kemungkinan juga akan menguat melawan rupiah.
Pada pukul 14:01 WIB, dolar Singapura melemah 0,2% melawan dolar AS di 1,3758/US$, sebaliknya menguat melawan rupiah sebesar 0,42% di Rp 10.541,99/SG$.
Untuk tahun ini, Fitch Solution merevisi rata-rata harga dolar Singapura menjadi 1,3950/US$ dari prediksi sebelumnya 1,4250/US$ atau menguat 2,11%.
"Dalam jangka pendek, kami memperkirakan dolar Singapura akan stabil setelah menguat cukup tajam di awal Juni merespon berputarnya kembali perekonomian serta pelemahan dolar AS," kata Fitch Solutions, sebagaimana dikutip Business Times, Senin (27/7/2020).
Fitch Solutions juga memprediksi dolar AS akan melemah dalam jangka panjang, akibat perekonomian global yang mulai pulih di 2021 membuat risk appetite pelaku pasar terjaga.
Untuk tahun depan, rata-rata harga dolar Singapura juga direvisi menguat menjadi 1,3800/US$ dari sebelumnya 1,4100/US$.
Fitch Solutions memberikan proyeksi tersebut saat Singapura sah mengalami resesi, artinya ke depan perekonomian Singapura juga dilihat akan pulih.
Pemerintah Singapura pada hari Selasa (14/7/2020) melaporkan perekonomian mengalami kontraksi di kuartal II-2020. Tidak tanggung-tanggung produk domestik bruto (PDB) pada kuartal II-2020 berkontraksi alias minus 41,2% quarter-to-quarter (QtQ) setelah minus 3,3% di kuartal I-2020. Kontraksi pada periode April-Juni tersebut lebih buruk dari konsensus di Trading Economic sebesar -37,4%.
Sementara secara tahunan atau year-on-year (YoY) PDB minus 12,6%, juga lebih buruk dari konsensus minus 10,5% YoY. Tidak hanya lebih buruk dari konsensus, PDB tersebut juga terburuk sepanjang sejarah Negeri Merlion. Di kuartal I-2020, PDB mengalami kontraksi tipis -0,3% YoY.
Sehingga, Singapura sah mengalami resesi. Terakhir kali Singapura mengalami resesi pada tahun 2008 saat krisis finansial global.
Sebelum Fitch Solutions, Bank investasi ternama, Morgan Stanley, mengatakan Singapura merupakan tempat yang aman (safe place) untuk investasi di tengah ketidakpastian yang tinggi akibat pandemi Covid-19.
"Kita bisa melihat inflow yang didukung oleh peningkatan persepsi Singapura sebagai safe place di saat terjadi ketidakpastian ekonomi dan politik regional," tulis analis Morgan Stanley, Wilson Ng dan Derek Chang, sebagaimana dilansir CNBC International, Senin (29/6/2020).
Aliran modal besar masuk ke Singapura di tahun ini, bahkan tren tersebut sudah terjadi sejak tahun lalu. Di bulan April deposito non-residence dilaporkan meningkat 44% YoY menjadi SG$62,14 miliar, yang merupakan rekor tertinggi sepanjang sejarah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sentuh Rp 16.500/US$, Rupiah Terus Terpuruk
