
Waspada! IHSG Sesi II Bakal Nyusruk ke Level 5.090

Jakarta, CNBC Indonesia - Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan sesi I hari ini, Selasa (28/7/2020) terperosok ke zona merah menjadi 5.108,89, turun sebesar 0,15%, setelah sempat menghijau di awal-awal perdagangan hingga mencapai level tertinggi di 5.143,28.
Sentimen positif IHSG di awal perdagangan terdorong oleh kabar bahwa perusahaan farmasi asal Amerika Serikat (AS) Moderna, menyatakan bahwa vaksin anti-corona buatan mereka kemungkinan sudah siap digunakan pada akhir tahun ini.
"Mendapatkan vaksin yang aman, efektif, dan bisa diedarkan pada akhir tahun adalah tujuan kami. Ini adalah tujuan semua orang," kata Direktur US National Institutes of Health Francis Colliins, sebagaimana diwartakan Reuters.
Namun, koreksi terjadi seiring dengan lonjakan aset safe haven logam mulia, sehingga investor pun berbondong-bondong untuk memburu aset tersebut dan mengurangi portofolio saham guna mencari keuntungan.
Hal ini terlihat dari aksi jual bersih (net sell) investor asing yang sebesar Rp 186,48 miliar di semua pasar.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pada sesi I nilai transaksi mencapai Rp 4,01 triliun. Sementara volume transaksi tercatat 6,45 miliar unit saham dengan frekuensi sebanyak 478.653 kali transaksi. Ada 216 saham yang turun, sementara naik sebanyak 177 saham dan stagnan 152 saham.
Saham-saham yang mengalami penurunan di antaranya saham PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk (SAME) (-4,49%), PT Envy Technologies Indonesia Tbk (ENVY) (-2,65%), PT Eagle High Plantations Tbk (BWPT) (-2,50%), sedangkan PT Wilton Makmur Indonesia Tbk (SQMI) (-1,85%) dan PT MNC Vision Network Tbk (IPTV) (-1,74%).
Saham yang paling banyak dilego asing hari ini adalah PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) dengan jual bersih sebesar Rp 34 miliar dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang mencatatkan net sell sebesar Rp 57 miliar.
Sementara itu saham yang paling banyak dikoleksi asing hari ini adalah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan beli bersih sebesar Rp 19 miliar dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) yang mencatatkan net buy sebesar Rp 34 miliar.
Sementara dari bursa kawasan Asia lainnya per pukul 11.55 WIB terpantau menguat, indeks Nikkei Jepang naik 0,03%, sementara Hang Seng Hongkong menguat 0,53%, sedangkan indeks Strait Times Singapura naik 0,31%, dan KOSPI Korea Selatan menguat 1,16%.
Pada perdagangan sesi II IHSG diperkirakan masih melemah, dengan indikator BB yang bergerak menuju level support, dikombinasikan dengan indikator RSI yang bergerak ke bawah.
Simak analisis teknikal di bawah ini.
![]() Analisis Teknikal |
Analisis Teknikal
Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). Saat ini, IHSG berada di area pivot menuju level support, maka pergerakan selanjutnya cenderung turun.
Untuk melanjutkan penurunan dari sesi sebelumnya, perlu melewati level support selanjutnya yang berada di area 5.090 hingga area 5.040. Sementara untuk merubah bias menjadi bullish perlu melewati level resistance yang berada di area 5.135 hingga area 5.175.
Sementara itu, indikator Moving Average Convergen Divergen (MACD) yang menggunakan pergerakan rata-rata untuk menentukan momentum, dengan garis MA yang mencoba berpotongan ke atas dan hologram negatif yang mulai memendek, artinya tekanan jual mulai berkurang maka kecenderungan pergerakan untuk naik.
Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.
Saat ini RSI berada di area 51, dengan garis yang bergerak turun, maka IHSG cenderung konsolidasi atau koreksi.
Secara keseluruhan, melalui pendekatan teknikal dengan indikator BB yang berada di area pivot menuju level support, maka pergerakan selanjutnya cenderung untuk melemah. Hal ini juga terkonfirmasi dengan indikator RSI yang bergerak turun.
Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(har/har)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500