BCA Masih Optimistis, Kredit Diprediksi Tumbuh 1-2%

Monica Wareza, CNBC Indonesia
27 July 2020 16:15
Gedung Bank BCA
Foto: Muhammad Luthfi Rahman

Jakarta, CNBC Indonesia - Manajemen bank dengan kapitalisasi pasar terbesar di Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mengungkapkan keyakinan pertumbuhan kredit perbankan perseroan hingga akhir tahun ini tumbuh positif antara 1-2% di tengah belum selesainya pandemi Covid-19.

"Soal revisi RBB [rencana bisnis bank], pertumbuhan kredit saya ingat saat pertemuan kuartal sebelumnya, estimasi kredit turun 1-2%, saat ini setelah lihat review lagi kita estimasi kredit kita tubuh sedikit tahun ini," kata Vera dalam konferensi pers virtual kinerja semester I-2020, di Jakarta, Senin (27/7/2020).

"Mudah-mudahan [kredit] bisa positif 1-2% [tahun ini]," katanya.

Pada semester I-2020, kredit BCA tumbuh sebesar 5,3% YoY (year on year) menjadi Rp 595,1 triliun pada Juni 2020 ditopang oleh pertumbuhan kredit korporasi. BCA membukukan kredit korporasi sebesar Rp 257,9 triliun, meningkat 17,7% YoY, sementara kredit komersial dan UKM turun 0,9% YoY menjadi Rp184,6 triliun.

Pada portofolio kredit konsumer, KPR tumbuh flat 0,3% YoY menjadi Rp 91,0 triliun dan KKB (kredit kendaraan bermotor) turun 11,9% YoY menjadi Rp 42,5 triliun.

Sebagai perbandingan, pada kuartal I-2020, kredit BCA bahkan bisa tumbuh dua digit mencapai Rp 612,2 triliun atau tumbuh 12,3% YoY.

Sementara itu, saldo outstanding kartu kredit turun 18,6% YoY menjadi Rp10,6 triliun akibat penurunan konsumsi domestik. Total portofolio kredit konsumer turun 5,1% YoY menjadi Rp146,9 triliun.

"BCA fokus mendukung nasabah untuk menghadapi kondisi perlambatan bisnis dengan memberikan restrukturisasi kredit secara selektif pada berbagai segmen," kata Jahja Setiaatmadja, Presiden Direktur BCA, dalam kesempatan yang sama.

Adapun BCA berhasil mencatat pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) yang tinggi pada semester pertama 2020. Dana giro dan tabungan (CASA) tumbuh 12,8% YoY, mencapai Rp575,9 triliun dan berkontribusi sebesar 75,6% dari total dana pihak ketiga pada Juni 2020.

"Jaringan transaksi perbankan yang luas merupakan faktor pendorong pertumbuhan dana CASA," kata Jahja.

Dia mengatakan BCA juga terus berinvestasi pada platform layanan transaksi perbankan, khususnya pada digital channels. Jumlah rekening tumbuh 11,9% YoY mencapai 22,5 juta rekening hingga Juni 2020 didukung oleh layanan pembukaan rekening online.

Sementara itu, deposito berjangka tumbuh 13,6% YoY mencapai Rp 185,6 triliun. Secara keseluruhan total dana pihak (DPK) meningkat 13,0% YoY menjadi Rp 761,6 triliun.

Posisi likuiditas tetap kokoh dengan LDR (loan to deposit ratio) sebesar 73,3%. "Likuiditas berada pada tingkat yang sehat untuk mengantisipasi berbagai kebutuhan yang tidak terduga, khususnya selama masa pandemi," kata Jahja.

BCA mencatatkan laba bersih konsolidasi sebesar Rp 12,2 triliun pada semester I-2020, turun 5,4% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu (yoy) sebesar Rp 12,9 triliun.

"Pandemi berdampak pada perlambatan berbagai aktivitas bisnis di beragam industri, sehingga mengakibatkan lebih rendahnya permintaan kredit khususnya pada bulan Maret hingga Juni 2020," kata Jahja.


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article BCA Cetak Laba Rp 48 T, Sahamnya Malah Ambles 1,84%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular