Sentuh US$ 1.930/Oz, Emas Rekor Termahal Sepanjang Sejarah

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
27 July 2020 10:07
Gold bars and coins are stacked in the safe deposit boxes room of the Pro Aurum gold house in Munich, Germany,  August 14, 2019. REUTERS/Michael Dalder
Foto: Emas Batangan dan Koin dalam brankas Pro Aurum di Munich, Jerman pada 14 Agustus 2019. (REUTERS/Michael Dalder)

Jakarta, CNBC Indonesia Harga emas dunia kembali melesat pada perdagangan Senin (27/7/2020) pagi, hingga mencetak rekor tertinggi sepanjang sejarah. Indeks dolar AS yang terus merosot serta rencana stimulus fiskal lagi di Amerika Serikat menjadi pendorong kenaikan logam mulia pada hari ini.

Berdasarkan data Refinitiv, emas pada pagi ini melesat 1,15% ke US$ 1.922,86/troy ons, yang mematahkan rekor tertinggi sepanjang masa sebelumnya US$ 1.920,3/troy ons yang dicetak nyaris 9 tahun yang lalu, tepatnya pada 6 September 2011. Lalu naik lagi ke level US$ 1.930,15 menguat 1,54%

Ambrolnya indeks dolar AS membuat harga emas dunia terus melesat. Maklum saja, berdenominasi dolar AS, harga emas akan menjadi lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya kala dolar AS melemah, sehingga permintaannya akan meningkat dan harganya pun melesat. Apalagi di tengah kondisi perekonomian yang sedang merosot ke jurang resesi akibat pandemi penyakit virus corona (Covid-19).

Indeks dolar AS kembali turun ke 94,117 yang merupakan level terendah sejak September 2018.

Sementara itu dari AS, Penasihat ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow mengatakan Amerika Serikat (AS) kembali meluncurkan paket stimulus untuk bisnis dan warganya yang terdampak pandemi virus corona (COVID-19).

Dalam wawancara di program "State of the Union" CNN pada Minggu (26/7/2020), Kudlow mengatakan Partai Republik telah menyelesaikan RUU stimulus baru yang bernilai sekitar US$ 1 triliun (Rp 14.000 triliun). Mereka akan mengumumkannya pada Senin, 7 Juli 2020.

Stimulus tambahan tersebut tentunya semakin membuat perekonomian banjir likuiditas. Sebelumnya Pemerintah AS juga mengucurkan stimulus fiskal senilai US$ 2 triliun, belum lagi bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) dengan stimulus moneter jumbonya, serta bank sentral dan pemerintah di negara-negara lain, yang menjadi "besin" bagi emas untuk mencetak rekor tertinggi.


TIM RISET CNBC INDONESIA


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jangan Tunda, Yuk Mulai Investasi Emas

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular