Bos BRI Buka-bukaan Soal Transformasi Digital UMKM

Rahajeng Kusumo, CNBC Indonesia
24 July 2020 07:56
Direktur Utama BRI Sunarso
Foto: Direktur Utama BRI Sunarso

Jakarta, CNBC IndonesiaPT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) identik dengan bank yang melayani banyak nasabah pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Bank BRI juga memiliki dua sasaran untuk mengembangkan segmen UMKM, dan mempersiapkan agar mereka tidak gagap menghadapi digitalisasi dalam perbankan.

"Pertama adalah untuk nasabah yang eksisting kita dorong naik kelas, ada aplikasi nasabah untuk UMKM yang bisa diakses," ujar Direktur Utama BRI Sunarso dalam seminar daring "The Future of Digital Banking" yang diselenggarakan oleh CNBC Indonesia di Jakarta, Kamis (23/7/2020).



Melalui aplikasi ini, pelaku usaha baik mikro, kecil dan menengah bisa melakukan valuasi terhadap asetnya, sehingga bisa melakukan pemetaan secara mandiri terkait sampai di mana level bisnis yang sedang dijalani. Dari stage atau level tersebut, maka bisa memilih literasi apa yang cocok pada aplikasi yang disediakan oleh BRI.

"Jadi misal di tahap awal, harus literasi tentang apa, apakah harus masih belajar administrasi, kelola usaha, atau butuh akses pasar lainnya," kata Sunarso.

Sasaran kedua adalah menjangkau lebih bawah lagi yaitu go smaller, yaitu dengan menjangkau unbanked operation. Sebab, bagi pengusaha kecil yang tak tersentuh bank, tapi dijangkau dengan cara-cara manual akan membutuhkan investasi yang mahal.

"Mau tidak mau dengan cara digital," tegasnya.



Meskipun, lanjutnya, cara-cara digital ini bukan tanpa resiko yaitu salah satu ancamannya adalah 125 ribu karyawan BRI. Oleh sebab itu, BRI harus pintar menangkap peluang, dalam mengakomodir karyawan ini untuk bisa membantu terutama di unit mikro.

"Yang mesin ya mesin, orang-orangnya akan didorong ke masyarakat untuk melakukan edukasi," ujar Sunarso.

Dia mencontohkan, pada 1970 di mana ada program pemerintah yaitu Swasembada Pangan. Kala itu, ada penyuluhan di lapangan untuk mendorong program tersebut. Berbeda dengan saat ini, akan ada penyuluhan yang dilakukan namun dengan cara baru. Sama halnya dengan BRI, menurutnya akan ada penyuluhan secara digital, sehingga memungkinkan ada relokasi yang dilakukan.

"Tidak masalah, yang seperti ini serahkan ke BRI, yang lain yaa (investasi) yang lain saja," katanya.

Bahkan BBRI juga membuka peluang untuk mengkonversi salah satu anak usaha menjadi bank digital bila diperlukan. Salah satu anak usaha yang mungkin dikonversi adalah PT Bank BRI Agroniaga Tbk (AGRO).

"Anak usaha berupa bank itu ada BRIsyariah dan BRI Agro. Bahwa kemudian dibutuhkan khusus menjadi bank digital ya kita tinggal konversi saja. Kalau syariah tidak mungkin tapi BRI Agro sangat mungkin," ujar Sunarso.

Selain itu, menurut dia, BRI juga memiliki BRI Venture, anak usaha modal ventura.

"Ini subsidiari penting untuk kolaborasi dengan fintech," katanya.

BRI Agro saat ini telah memiliki produk kredit digital bernama Pinang atau Pinjaman Tenang. Sementara itu, di BRI induk juga telah memiliki produk kredit digital bernama Ceria.

BRI secara group memang memiliki concern yang sangat besar terhadap perkembangan layanan digital. Bahkan, BRI satu-satunya bank di dunia yang memiliki satelite telekomunikasi BRIsat.

Event Webinar Nasional "The Future of Digital Banking" yang terselenggara hari ini merupakan kolaborasi antara CNBC Indonesia bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Anggota Dewan Komisioner OJK Heru Kristiyana menjadi Keynote Speaker dalam event ini.

Webinar ini menghadirkan pembicara, yaitu Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) Sunarso, Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Jahja Setiaatmadja, Presiden Direktur PT Bank DBS Indonesia Paulus Sutisna, dan Ketua Asbanda Supriyatno.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tak Hanya Relaksasi, Ini Sederet Program BRI Untuk Bantu UMKM

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular