Angka Pengangguran Tinggi, Wall Street Loyo

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
24 July 2020 07:26
FILE -In this June 16, 2020 file photo, a sign for a Wall Street building is shown in New York. Earnings reporting season is about to get underway for big companies, and the forecasts are grim. Wall Street expects S&P 500 companies to report profits plunged by the most since the depths of the Great Recession during the second quarter. Earnings reports tend to matter deeply to investors because stock prices track the path of earnings over the long term.   (AP Photo/Mark Lennihan, File)
Foto: Wall Street (AP/Mark Lennihan)

Jakarta, CNBC Indonesia -  Bursa Amerika Serikat (AS) Wall Street anjlok akibat meningkatnya angka pengangguran pada penutupan perdagangan Kamis (24/7/2020).Nasdaq Composite Index turun 244.71 poin atau 2,29 % menjadi 10,461.42.

Dow Jones Industrial Average turun 353.51 poin atau 1,31% menjadi 26.652,33, dan S&P 500 kehilangan 40.36 poin atau 1.23% menjadi 3.235,66.



Beberapa saham yang tergabung di Nasdaq turun lebih dari 3%, yakni Apple Inc (AAPL) turun 17.71 poin atau 4.55% menjadi 371.38, dan Amazon (AMZN) turun 113.36 poin atau 3.66% menjadi 2,986.55.

Perusahaan orang tua Google, Alphabet juga masing-masing merosot 3%, dengan Alphabet Class A (GOOGL) turun 48.1 poin atau 3.07% menjadi 1,516.75, sedangkan Alphabet Class C (GOOG) turun 52.81 poin atau 3.37% menjadi 1,515.6801.

Saham Tesla (TSLA) juga turun 79.26 poin atau 4.98% menjadi 1,513.0699 setelah mengumumkan kejutan laba kuartal kedua sebesar US$ 104 juta. Saham pembuat mobil listrik ini telah menambahkan lebih dari US$ 1.000 tahun ini.

Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat melaporkan bahwa 1,4 juta orang mengajukan tunjangan pengangguran minggu lalu, menambah kenaikan klaim minggu demi minggu pertama sejak munculnya krisis Covid-19.


Data pekerjaan yang lemah menambah sentimen negatif investor karena data konsumen baru-baru ini yang menunjukkan aktivitas dan pengeluaran yang lebih rendah.

"Pondasi untuk pemulihan ini retak di bawah beban krisis kesehatan yang tidak dikelola dengan baik," kata catatan dari Oxford Economics, dikutip dari AFP, menambahkan jika "pelacak pemulihan" di 18 negara bagian lebih banyak pada minggu penuh pertama Juli dibandingkan dengan minggu terakhir Juni.

Anggota parlemen di Washington bahkan mulai memperdebatkan apakah akan memperpanjang pembayaran mingguan tambahan untuk pengangguran senilai US$ 2,2 triliun, yang disediakan di bawah Undang-Undang CARES dan disahkan pada bulan Maret akibat pandemi Covid-19.

Jaringan bioskop utama di AS, termasuk AMC Entertainment dan Cinemark, lagi-lagi mengulur waktu pembukaan kembali bioskop. Sementara maskapai Southwest Airlines dan American Airlines mengatakan akan mengurangi jadwal penerbangan di periode mendatang karena surutnya permintaan pelanggan.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Menanti Sabda Pejabat The Fed, Wall Street Dibuka Menghijau

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular