Korsel Resesi, Kospi vs IHSG Siapa Lebih Hebat?

Tri Putra, CNBC Indonesia
23 July 2020 16:18
Employees of the Korea Exchange (KRX) pose in front of the final stock price index during a photo opportunity for the media at the ceremonial closing event of the 2018 stock market in Seoul, South Korea, December 28, 2018.    REUTERS/Kim Hong-Ji
Foto: Karyawan Bursa Korea (KRX) berpose di depan indeks harga saham akhir selama kesempatan berfoto untuk media di acara penutupan seremonial pasar saham 2018 di Seoul, Korea Selatan, 28 Desember 2018. REUTERS / Kim Hong- Ji

Jakarta, CNBC Indonesia - Korea Selatan baru saja merilis data Produk Domestik Bruto (GDP) kuartal keduanya, setelah GDP kuartal pertama Negeri Ginseng secara QoQ sudah terkontraksi 1,3%. Kini GDP kuartal kedua Korea Selatan (Korsel) kembali terkontraksi 3,3% bahkan lebih parah dari konsensus yang menargetkan terjadi kontraksi 2,3%.

Maka ini artinya Korea Selatan resmi masuk ke jurang resesi pertama sejak 2003 paling tidak secara teknikal.

Bagaimanakah pelaku pasar menanggapi terjadinya resesi di Negara Ginseng tersebut?

Bagaimana pula perbandingan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang menjadi acuan bursa lokal dengan indeks Kospi yang menjadi acuan bursa Negara K-Pop?

Simak tabel berikut.

Tidak heran sama sekali, hari ini indeks Kospi terpantau melemah sebesar 0,56% dibandingkan dengan bursa lokal yang berhasil terbang 0,68% hal ini dikarenakan ternyata GDP Korea Selatan terkontraksi lebih parah daripada konsensus.

Tercatat secara QoQ GDP Korsel terkontraksi 3,3% jauh lebih parah daripada konsensus yang meramalkan hanya terjadi kontraksi sebesar 2,3%.

Akan tetapi secara tahun berjalan Indeks Kospi sudah berhasil pulih dari virus corona dan bahkan berhasil terapresiasi 1,89%, bandingkan dengan IHSG yang masih terkoreksi parah sebesar 18,33%.

Hal ini dikarenakan keberhasilan Negara Ginseng dalam menghadapi pandemi corona. Jumlah kasus aktif corona di Korsel hanyalah sebesar 883 pasien dan menjadi ranking 102 terbanyak di dunia, bandingkan dengan pasien corona di Negari Garuda yang sebanyak 37.037 pasien dan menempati peringkat 19 negara dengan pasien aktif corona terbanyak di dunia.

Selain itu resesi yang dialami oleh Korea Selatan hanyalah resesi teknikal saja, seperti diketahui terdapat 2 jenis resesi yaitu resesi teknikal dan resesi sesungguhnya. Resesi teknikal terjadi apabila kontraksi GDP secara QoQ terkontraksi sebanyak 2 kuartal berturut-turut pada tahun yang sama. Adapun resesi sesungguhnya terjadi apabila kontraksi GDP secara YoY terjadi sebanyak 2 kuartal berturut-turut pada tahun yang sama.

Secara YoY pada kuartal pertama kemarin GDP Korea Selatan berhasil tumbuh 1,4% sedangkan pada kuartal kedua ini GDP Negara Ginseng terkontraksi 2,9%, maka dari itu belum terjadi resesi ekonomi yang hakiki di Korea Selatan.

Hanya akan terjadi resesi di Korea Selatan apabila pada kuartal ketiga nanti secara YoY GDP Korsel kembali terkontraksi, akan tetapi sepertinya kemungkinan ini kecil terjadi sebab apabila melihat data ekonomi Juni, sebenarnya sudah ada perbaikan.

Rasanya titik nadir sudah terlalui, dan kalau lancar maka ada harapan ekonomi bisa kembali tumbuh positif pada periode Juli-September 2020.

Indikator yang menjadi sinyal pemulihan ekonomi Korea Selatan adalah Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur. IHS Markit melaporkan PMI manufaktur Korea Selatan periode Juni 2020 ada di 43,4. Memang masih di bawah 50, menandakan dunia usaha belum ekspansif, tetapi naik dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 41,3.

Hal ini tentu saja lebih baik daripada kondisi di Indonesia di mana masih ada kemungkinan Ibu Pertiwi untuk masuk ke zona resesi. Sebelumnya, Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, memperkirakan ekonomi April-Juni akan terkontraksi dalam kisaran -3,5% hingga -5,1%.

Sementara PDB kuartal III-2020 diramal di kisaran -1% sampai 1,2%. Itu artinya memang ada risiko Indonesia mengalami resesi di kuartal III-2020 nanti.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Obral-obral, Deretan Saham LQ45 Ini Sudah Rebound Lagi Lho!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular