Kacau! Klien Jouska Teriak Rugi, Saham LUCK Terjun Bebas

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham emiten solusi teknologi informasi, PT Sentral Mitra Informatika Tbk (LUCK) pada perdagangan Kamis ini (23/7/2020) kembali terkoreksi pada perdagangan pagi. Koreksi ini terjadi di tengah kabar banyak klien PT Jouska Finansial Indonesia (Jouska) yang menyampaikan kerugian karena berinvestasi pada saham ini.
Data BEI mencatat, hingga pukul 09.15 WIB, harga saham berkode LUCK terkoreksi 3,8% ke level Rp 308/saham. Nilai transaksi tercatat hanya Rp 37,29 juta dari volume 120.800 saham.
LUCK bergerak dalam bidang bisnis solusi percetakan dan dokumen serta penjualan produk teknologi informasi. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada November 2008. LUCK tercatat di BEI pada 28 November 2018.
Saat hari pertama ketika itu, sahamnya langsung mengalami kenaikan 49,65%, hampir menyentuh batas atas auto reject untuk saham-saham yang baru tercatat, ke harga Rp 428/saham dari harga perdana Rp 285/saham.
Beberapa hari ini, ramai diberitakan dan menjadi trending di sosial media soal keluhan sejumlah klien Jouska yang mengalami kerugian investasi di saham.
Founder dan Chief Executive Office (CEO) Jouska Aakar Abyasa Fidzuno sempat menjelaskan alasan dan analisa mengapa merekomendasikan saham LUCK untuk menjadi pilihan salah satu portofolio investasi.
Saat wawancara dengan CNBC Indonesia, Aakar menjelaskan dalam memberikan rekomendasi saham untuk investasi, Jouska selalu memberikan beberapa saham yang menjadi pilihan.
"Kenapa LUCK? Kita memilih beli itu misal LUCK itu lagi uptrend [menguat] kala itu di 2019. Saham yang lagi uptrend kenapa tidak untuk direkomendasikan, kemudian sampai Mei (2019) itu mereka masih bagi dividen beda lho, itu beda sama saham gocap [saham Rp 50]. Dan kita tidak merekomendasikan investasi bodong. Saham yang ada di BEI itu legal untuk dijual dan dibeli," kata Aakar, kepada CNBC Indonesia, Selasa (21/7/2020).
Terkait dengan permintaan klien untuk menjual saham LUCK, Aakar mengatakan, bahwa Jouska juga sudah memberikan rekomendasi. "Jika saat itu uptrend, maka artinya wajar untuk menjadi sebuah pilihan, apalagi jika pada masa tersebut market sedang sideways. Saham yang ada di BEI itu legal untuk dijual dan dibeli," tambah Aakar lagi.
Aakar memberikan contoh, saham Amazon pada saat dilepas di pasar perdana (initial public offering/IPO), cuma sedikit investor yang berminat membeli saham Amazon. Sekadar catatan, Amazon resmi melantai di bursa Wall Street pada 15 Mei 1997.
"Tahu nggak waktu itu Amazon IPO, siapa mau beli saham itu yang katanya nggak jelas di awal-awal. Lha, coba sekarang berapa saham Amazon?" kata Aarka.
CNBC Indonesia mencoba menanyakan perihal rekomendasi saham yang diberikan Jouska buat kliennya kepada praktisi pasar modal. Salah satu pelaku pasar saham mengatakan, seharusnya Jouska memberikan rekomendasi saham-saham yang likuid kepada klien.
"Sebagai konsultan investasi, Jouska seharusnya memberikan rekomendasi saham yang bersifat 'liquid', seperti di LQ45 atau Kompas100. Di sana juga banyak perusahaan kecil yang bagus, dan laporan keuangannya dipantau secara reguler oleh analis di pasar modal," kata pelaku pasar tersebut.
Menurut dia, di pasar modal sudah jelas bahwa LUCK termasuk saham yang fundamental dan likuiditasnya dipertanyakan.
Ada konflik kepentingan juga karena LUCK saat melakukan penawaran saham perdana memakai Philips Sekuritas sebagai 'underwriter', yang dalam hal ini juga bekerjasama dengan Jouska.
"Merupakan suatu hal yang tidak dapat dibenarkan jika Jouska merekomendasikan - apalagi mengeksekusi - aset klien untuk diinvestasikan pada saham yang tidak liquid, volume perdagangan hariannya rendah, dan harganya tidak bergerak sesuai fundamental," tambahnya.
Sekedar informasi, LUCK melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 28 November 2018 dengan Penjamin Emisi Efek alias underwriter Phillip Sekuritas Indonesia (KK).
Menurut prospektus, LUCK merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang bisnis solusi percetakan dan dokumen serta penjualan produk teknologi informasi
Melantai perdana di BEI dengan harga Rp 286/saham, LUCK berhasil menggalang dana sebesar Rp 44 miliar. Pada hari penawaran perdana saham LUCK berhasil melesat 49,65% menyentuh level Auto Reject Atas (ARA).
Keesokan harinya saham LUCK masih naik menyentuh level ARA, di hari ketiga dan keempat pencatatan LUCK juga masih membukukan kenaikan yang signifikan. Tercatat dalam 4 hari saham luck naik 272% ke angka Rp 760/unit. Setelah itu saham LUCK nampaknya beristirahat sebelum pada bulan April 2019 saham ini kembali bergerak liar.
Tercatat pada 26 Maret 2019 saham LUCK diperdagangkan dengan harga Rp 610/unit akan tetapi saham ini melesat kencang pada bulan-bulan berikutnya. Saham LUCK menyentuh titik tertingginya pada 26 Juli 2019 di angka Rp 2.050/unit atau kenaikan sebesar 716%.
Jika dihitung valuasi saham LUCK pada harga tertinggi, bisa dinilai mahal dengan Price Earning Ratio (PER) sebesar 205 kali yang artinya butuh waktu lama agar valuasi saham ini sampai ke level harganya saat itu ceteris paribus.
Sementara itu untuk Price to Book Value Ratio (PBV) sebesar 10,6 kali yang artinya harga LUCK saat itu diperdagangkan 10 kali lipat lebih besar dari nilai ekuitasnya. Tentu saja valuasi saham ini dengan menggunakan metode PER dan PBV sangatlah mahal mengingat PER rata-rata saham-saham di BEI hanya berada di kisaran 13 kali saja yang artinya saham LUCK jauh lebih mahal dibanding saham-saham lain di BEI.
Akan tetapi perjalanan LUCK di BEI tidak bisa dibilang mulus tercatat LUCK masuk kedalam radar bursa sebagai saham yang bergerak tidak wajar atau Unusual Market Activity alias UMA sebanyak 2 kali pada tanggal 24 Juni 2019 dan 12 November 2019.
Bahkan BEI terpaksa menghentikan perdagangan LUCK di pasar reguler karena dianggap sudah bergerak tidak wajar dan naik terlalu tinggi pada 3 kesempatan yaitu pada tanggal 8 Juli 2019, 15 November 2019, dan 5 Desember 2019.
Hari ini saham LUCK hanya diperdagangkan di angka Rp 314/unit atau anjlok 84,89% dari titik tertingginya.
(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Klien Jouska Teriak Rugi di Saham LUCK, Sudah Anjlok 85%
