Fitch Prediksi Penerbitan Sukuk Global Tembus Rp 1.694 T

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
21 July 2020 17:15
foto : REUTERS/Brendan McDermid
Foto: REUTERS/Brendan McDermid

Jakarta, CNBC Indonesia - Tren penerbitan instrumen surat utang syariah atau sukuk kembali menggeliat pada periode Mei dan Juni 2020 setelah beberapa negara melonggarkan kebijakan pembatasan sosial. Pada kuartal II-2020 outstanding volume penerbitan sukuk secara global diperkirakan mencapai US$ 114,5 miliar atau Rp 1.694,29 triliun di akhir kuartal II-2020.

Kondisi pasar yang sudah membaik, jadi sinyal positif bagi korporasi maupun lembaga untuk menerbitkan sukuk sebagai diversifikasi pendanaan sekaligus mengambil keuntungan dari biaya pendanaan yang lebih rendah.

Dalam riset terbaru lembaga pemeringkat global, Fitch Ratings menyatakan, pada saat beberapa negara memberlakukan kebijakan karantina wilayah untuk meredam penularan virus Corona tipe baru sejak Maret, saat itu penerbitan sukuk juga melemah akibat volatilitas di pasar keuangan yang cukup tajam akibat pandemi Covid-19 yang melanda seluruh negara di dunia. Arus modal keluar pun tak terhindarkan, terutama di negara-negara berkembang.

Penerbitan instrumen keuangan ini terdampak cukup besar dibandingkan obligasi konvensional karena memiliki pasar yang jauh lebih kecil, terkonsentrasi dan cenderung kurang likuid.

Sebagai perbandingan, pada periode Maret, investor yang akan melikuidasi sukuk harus menjual sukuk dengan harga diskon yang cukup besar ketimbang dengan produk obligasi konvensional yang setara, imbal hasilnya memiliki selisih sekitar 250 basis poin. Bank-bank di Uni Emirat Arab (UEA), Arab Saudi dan negara-negara GCC lainnya merupakan investor sukuk yang cukup besar menghadapi kebutuhan likuiditas yang meningkat.

Akan tetapi, pasar mulai kembali bangkit setelah dibukanya aktivitas perekonomian. Fitch mencatat, penerbitan sukuk dengan tenor lebih dari 18 bulan di wilayah Dewan Kerjasama Teluk (GCC) seperti Indonesia, Malaysia, Turki dan Pakistan diperkirakan nilainya mencapai US$ 12 miliar pada kuartal kedua tahun ini, naik 42% dari tahun sebelumnya. Sedangkan, 

"Kami memperkirakan penerbitan sukuk akan meningkat seiring penerbit melakukan diversifikasi basis pendanaan mereka," tulis laporan Fitch Ratings, dikutip CNBC Indonesia, Selasa (21/7/2020).

Tren ini sudah terlihat ketika April, banyak penerbitan sukuk baru yang kelebihan permintaan (oversubscribed). Investor asal AS dan Eropa mencari investasi dengan hasil lebih tinggi di pasar negara berkembang melalui penerbitan sukuk.

"Kami berharap kenaikan penerbitan sukuk tetap berlanjut sampai akhir tahun 2020 seiring dengan harga minyak tetap rendah dan respons kebijakan fiskal terhadap pandemi diterapkan," tulis Fitch.


(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Lelang Obligasi Syariah Banjir Peminat, Oversubscribe 4,1x

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular