Rugi Hampir Rp 2 T, Tahun Ini LPKR Puasa Bagi Dividen

tahir saleh, CNBC Indonesia
20 July 2020 09:30
Lippo Karawaci
Foto: ist

Jakarta, CNBC Indonesia - Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) emiten properti PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) menyetujui tidak ada pembagian dividen untuk tahun 2019 dan melakukan ratifikasi pemanfaatan dana hasil penerbitan saham baru dengan hak memesan efek terlebih dahulu (Rights Issue) IV yang sudah dilakukan pada tahun lalu.

Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPS) dilaksanakan pada Jumat 17 Juli pekan lalu di Hotel Aryaduta di Lippo Village.

John Riady, CEO LPKR, mengatakan para pemegang saham menyetujui bahwa tidak dilakukannya pembagian dividen untuk hasil laporan keuangan 2019.

Perusahaan akan melanjutkan strategi transformasi yang telah disusun dan dalam tahapan menabung kas untuk melakukan investasi di masa mendatang.

Manajemen memiliki rencana untuk membagikan dividen dalam waktu dekat saat arus kas dan prospek bisnis telah menunjukkan perubahan positif dari posisi saat ini.

"Kami akan terus memperkuat tim manajemen dan meningkatkan tata kelola perusahaan dengan menghadirkan operator yang paham pentingnya menjadi pengurus dari dana para pemegang saham," kata John dalam siaran pers, dikutip Senin (20/7/2020).

"Yang terpenting, pada tahun 2019, kami telah menyelesaikan strategi transformasi komprehensif yang telah berhasil memperkuat neraca, mengurangi leverage, merevitalisasi proyek real estat, dan membawa Perusahaan ke arah yang lebih fokus dari segi strategi bisnis sehingga dapat memberikan nilai lebih bagi para pemegang saham," katanya.

Tahun lalu, pendapatan LPKR naik menjadi Rp 12,32 triliun, dari tahun sebelumnya Rp 11,45 triliun, tapi perusahaan mencatatkan rugi bersih hingga Rp 1,98 triliun, dari laba bersih 2018 yakni Rp 719,98 miliar.

Selain soal dividen, para pemegang saham menyetujui dan meratifikasi rencana perusahaan untuk mentransfer sebanyak banyaknya 306.104.500 saham treasury untuk implementasi Program Kepemilikan Saham Manajemen (MSOP) dalam 3 tahun ke depan.

Saham akan dialokasikan untuk manajemen dan karyawan berdasarkan indikator kinerja utama dan indikator profitabilitas lainnya guna menyelaraskan kepentingan manajemen dengan kepentingan pemegang saham.

Pemegang saham juga mendukung usulan perusahaan untuk melakukan penyesuaian Dewan Komisaris dan Direksi. Anand Kumar akan bergabung sebagai Komisaris. Anand telah bergabung dalam perusahaan sejak perubahan manajemen pada awal 2019. Saat ini, Anand menjabat sebagai Partner di Gateway Partners (salah satu investor strategis Lippo Karawaci).

Rudy Halim sudah bergabung dengan Perusahaan sejak Agustus 2019 sebagai COO di LPKR dan CEO di Lippo Cikarang. Tevilyan Yudhistira Rusli bergabung sebagai CFO di perusahaan sejak April 2020.

Dana Rights Issue

Dalam RUPST tersebut, pemegang saham juga menyetujui penggunaan dana yang didapat dari Rights Issue IV sebagaimana dilaporkan perusahaan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bursa Efek Indonesia (BEI).

Sebagaimana dilaporkan, perusahaan berhasil menggalang dana Rp 11,24 triliun pada Rights Issue di tahun 2019. Jumlah dana dari rights issue tersebut digunakan untuk membayar sebagian dari obligasi dan pinjaman bank, pembayaran kewajiban perusahaan termasuk bunga, biaya sewa, biaya lindung nilai, dan partisipasi pembelian ekuitas pada rights issue anak perusahaan, pendanaan proyek-proyek inti dan modal kerja sebagaimana tercatat dalam Prospektus Rights Issue IV tertanggal 17 Juni 2019.

Pada 31 Desember 2019, LPKR telah menggunakan dana Rights Issue IV sebesar Rp 9,12 triliun untuk pembayaran kembali obligasi pokok perusahaan dan pinjaman bank sebesar Rp 2,65 triliun, dan pembayaran kewajiban perusahaan termasuk bunga, sewa dan biaya lindung nilai sebesar Rp 2,35 triliun.

Dana rights issue juga digunakan untuk penyertaan modal pada anak perusahaan sebesar Rp 2,68 triliun, pendanaan proyek-proyek inti sebesar Rp 678 miliar dan modal kerja Rp 767 miliar.

Adapun sisa dana yang tidak digunakan sebesar Rp 2,12 triliun ditempatkan sebagai Rekening Giro di beberapa bank.

Mengacu informasi pada Prospektus Rights Issue IV, sisa dana rights issue sekitar 10,1% (apabila terdapat sisa penggunaan dana), akan digunakan untuk modal kerja perseroan (sekitar 2,0%) dan perusahaan anak (sekitar 8,1%).

Modal kerja itu antara lain biaya operasional (termasuk biaya marketing, biaya komisi, biaya denda keterlambatan, pengembalian (jika ada) kepada pelanggan), pembelian tanah dan pembayaran kepada pemasok (termasuk kontraktor) dan kewajiban lainnya.

Di sisi lain, dana rights issue, sekitar 9,7% (apabila terdapat sisa dana), akan digunakan untuk pengembangan atau ekspansi usaha perseroan (sekitar 7,3%) dan/atau perusahaan anak (sekitar 2,4%), antara lain untuk PT Prima Aman Sarana, PT Satyagraha Dinamika Unggul, PT Bahtera Perkasa Makmur, dan PT Tribuana Jaya Raya. Dana ini digunakan meliputi penyelesaian proyek, antara lain pembangunan Millenium Village, Kemang Office, Holland Village Jakarta, Monaco Bay, St Moritz Makassar, dan penyelesaian kewajiban.


(tas/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rugi Lippo Karawaci Bengkak Jadi Rp 2,1 T di Q1, Gegara Apa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular