
Bank Mandiri Telah Habiskan Dana Pemulihan Sri Mulyani Rp10 T

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) menyebut permintaan kredit di industri pada awal kuartal ketiga masih belum meningkat, meski tak seburuk pada kuartal kedua tahun ini. Hal ini membuat penyaluran kredit Mandiri per bulannya hanya bisa mencapai Rp 15 triliun per bulan.
Direktur Utama Bank Mandiri Royke Tumilaar mengatakan Mandiri terus mendorong penyaluran kredit, baik kek sektor UKM dan korporas. Dana pemerintah yang ditempatkan ke perusahaan pun sebesar Rp 10 triliun telah habis dipakai.
"Sudah habis Rp 10 triliun, [penyaluran] sudah Rp 15 triliun pakai dana sendiri. Tapi itu jauh dari target kredit kita sebulan kurang lebih kalau kondisi normal Rp 25 triliun-Rp 30 triliun karena ini kan sebulan paling Rp 15 triliun, jadi relatif kecil. Tapi dana PEN [pemulihan ekonomi nasional] itu udah kepake buat kita ke UKM dan korporasi juga ada," kata Royke dalam wawancara dengan CNBC Indonesia TV, Kamis (16/7/2020).
Royke memperkirakan dengan demand kredit yang masih rendah ini, hingga akhir tahun penyaluran kredit full year 2020 maksimal hanya akan mencapai 60%-70% dari total kredit di kondisi normal.
Bank ini menilai saat ini pelaku industri masih ragu-ragu untuk memulai kembali bisnis secara normal karena keterbatasan aktivitas masyarakat, kendati saat ini pemerintah sudah mulai membuka kembali perekonomian.
Faktor lainnya adalah pengeluaran perusahaan-perusahaan pelat merah saat ini juga belum maksimal, terutama untuk proyek-proyek strategis. Padahal, perusahaan BUMN menjadi salah satu driver permintaan kredit mengingat impact-nya terhadap sektor lainnya.
"Memang spending BUMN masih terbatas, itu iya diperlukan untuk menggerakkan ekonomi termasuk karya untuk bangun tol dan capex BUMN besar seperti Pertamina, Telkom, PLN. Mereka kan masih menunggu dari pemerintah antara lain termasuk PMN, pembayaran tagihan. Ini memengaruhi kecepatan aktivitas yang tertunda," jelas dia.
Satu lagi faktor yang dinilai paling penting adalah spending pemerintah yang saat ini masih berfokus ada kesehatan, perlu untuk diperluas ke sektor-sektor lainnya, termasuk penyaluran dana ke daerah. Dengan ini diperkirakan perekonomian akan bergerak lebih cepat lagi.
(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Gairahkan Bisnis, BMRI Pangkas Suku Bunga Kredit 50-100bps