
China Bangkit, Begini Nasib Saham Batu Bara Hari Ini

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara kembali ditutup dengan penguatan pada perdagangan kemarin. Kabar baik yang datang dari China berpotensi untuk mengerek harga batu bara lebih tinggi.
Pada perdagangan Rabu (15/7/2020) harga batu bara acuan Newcastle untuk kontrak yang ramai ditransaksikan menguat tipis 0,18% ke US$ 55,5/ton. Sebelumnya harga batu bara ditutup di US$ 55,4/ton.
Kabar China yang berpotensi melonggarkan kebijakan impor batu baranya membuat harga terangkat.
Mengutip Argus Media, Komisi Reformasi dan Pembangunan Nasional China (NDRC) dikabarkan berpeluang untuk melonggarkan kuota impor batu bara Negeri Tirai Bambu seiring dengan tingginya harga batu bara domestik yang turut menggerus laba perusahaan utilitas.
Selain kabar tersebut, ada kabar baik lain dari China. Pada kuartal kedua tahun ini ekonomi China mampu tumbuh 3,2% (yoy) ketika mayoritas negara lain di dunia berada di ambang resesi.
Angka tersebut berada di atas konsensus pasar yang dihimpun Reuters yang memperkirakan ekonomi China hanya akan tumbuh 2,5% pada kuartal kedua tahun ini. Terlepasnya China dari belenggu pandemi membuat ekonominya berangsur membaik terutama di kuartal kedua tahun ini.
Dalam kondisi kebangkitan ekonominya, jika China memutuskan untuk membuka kembali keran impor batu bara maka harga komoditas energi primer unggulan Australia dan Indonesia ini akan terangkat.
Seperti kita ketahui China adalah produsen sekaligus konsumen batu bara terbesar di dunia, maka dari itu apabila ekonominya berhasil pulih artinya pabrik-pabrik akan di restart kembali dan akan meningkatkan permintaan batu bara yang tentunya akan mengerek harga batu legam.
Akan tetapi bagaimana pasar modal dalam negeri merespons berita baik ini, simak pergerakan harga saham-saham batu bara hari ini.
Gerak harga saham emiten batu bara di Bursa Efek Indonesia (BEI) bervariatif pada perdagangan hari ini.
Kenaikan paling besar hari ini dibukukan oleh PT Petrosea Tbk (PTRO) yang sahamnya berhasil terbang 3,08% di level harga Rp 1.675/unit
Sedangkan penurunan paling besar dicatatkan oleh PT Adaro Energy Tbk (ADRO) yang sahamnya terpaksa terkoreksi sebesar 1,77% ke level harga Rp 1.110/unit.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500