Analisis Teknikal

Banjir Sentimen Positif, IHSG Masih Bertahan di Zona Hijau

Haryanto, CNBC Indonesia
16 July 2020 13:03
Ilustrasi Bursa, Pergerakan Layar IHSG di Gedung BEI Bursa Efek Indonesia  (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Bursa, Pergerakan Layar IHSG di Gedung BEI Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan sesi I hari ini, Kamis (16/7/2020) terpantau menguat, ditutup naik 19 poin atau 0,37% ke level 5.094,75 merespons data pertumbuhan ekonomi China pada kuartal kedua tahun ini yang mampu tumbuh 3,2% (yoy) ketika mayoritas negara lain di dunia berada di ambang resesi.

Angka tersebut berada di atas konsensus pasar yang dihimpun Reuters yang memperkirakan ekonomi China hanya akan tumbuh 2,5% pada kuartal kedua tahun ini. Hal ini menandakan ekonomi China pulih dari kontraksi terburuknya yang terkontraksi 6,8%, di kuartal I 2020 dan merupakan kontraksi pertama sejak 1992 silam.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pada sesi I nilai transaksi mencapai Rp 3,35 triliun, dengan investor asing jual bersih (net sell) sebesar Rp 43,29 miliar di semua pasar. Sementara volume transaksi tercatat 5,38 miliar unit saham dengan frekuensi sebanyak 368.909 kali transaksi. Ada 188 saham yang naik, sementara turun 207 saham dan stagnan 161.

Saham-saham yang mengalami kenaikan di antaranya saham PT Wismilak Inti Makmur Tbk (WIIM) (14,58%), PT Transcoal Pacific Tbk (TCPI) (7,06%), PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) (6,11%), sedangkan PT Karya Bersama Anugerah Tbk (KBAG) (3,98%) dan PT Gudang Garam Tbk (GGRM) (3,94%).

Saham yang paling banyak dilego asing hari ini adalah PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) dengan jual bersih sebesar Rp 14 miliar dan PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) yang mencatatkan net sell sebesar Rp 28 miliar.

Sementara itu saham yang paling banyak dikoleksi asing hari ini adalah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan beli bersih sebesar Rp 18 miliar dan PT Astra Internasional Tbk (ASII) yang mencatatkan net buy sebesar Rp 81 miliar.

Apresiasi IHSG hari ini terdorong apresiasi bursa Wall Street yang menjadi barometer bursa saham global. Di mana kenaikan Wall Street terdorong oleh optimisme seputar vaksin virus corona, sehingga membantu para pelaku pasar mengabaikan berita tentang rekor lonjakan satu hari dalam kasus baru terinfeksi Covid-19 di AS.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 227,51 poin atau 0,9% menjadi 26.870,10 dan merupakan kenaikan harian keempat beruntun. Sementara indeks Nasdaq menguat 61,92 poin atau 0,6% ke level 10.550,49, sedangkan S&P 500 terapresiasi 29,04 poin atau 0,9% menjadi 3.226,56.

Selain itu, laporan laba Goldman Sachs (GS) menambah sentimen positif, di mana perusahaan raksasa keuangan tersebut melaporkan laba per saham kuartal kedua sebesar US$ 6,26 per saham dari pendapatan US$ 13,3 miliar dibandingkan dengan perkiraan analis untuk pendapatan US$ 3,78 per saham atas pendapatan US$ 9,8 miliar.

Pelaku pasar juga bereaksi positif terhadap laporan dari Federal Reserve yang menunjukkan bahwa produksi industri AS meningkat lebih dari yang diperkirakan pada bulan Juni. Produksi industri melonjak 5,4% pada Juni setelah melonjak 1,4% pada Mei. Ekonom memperkirakan produksi akan melonjak sebesar 4,3%.

Sementara dari bursa saham kawasan Asia lainnya justru terpantau melemah, Hang Seng Index di Hong Kong turun 1,17%, Nikkei di Jepang terdepresiasi sebesar 0,72%, sedangkan Indeks STI di Singapore terjun 0,54%.

Pada perdagangan sesi II IHSG diperkirakan masih menguat dengan indikator BB yang berada di area resistance dan melebar. Namun RSI yang berada di area overbought membatasi penguatan.

Simak analisis teknikal di bawah ini.

 

Analisis TeknikalFoto: Revinitif
Analisis Teknikal

 

Analisis Teknikal

Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). Saat ini, IHSG berada di area resistance, dengan garis BB yang melebar maka, pergerakan selanjutnya cenderung masih menguat.

Untuk melanjutkan kenaikan, tapi perlu melewati level resistance selanjutnya yang berada di area 5.110 hingga area 5.140. Sementara untuk merubah bias menjadi bearis perlu melewati level support yang berada di area 5.070 hingga area 5.040.

Sementara itu, indikator Moving Average Convergen Divergen (MACD) yang menggunakan pergerakan rata-rata untuk menentukan momentum, dengan garis MA yang mencoba berpotongan ke atas di wilayah positif, maka kecenderungan pergerakan untuk naik.

Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.

Saat ini RSI berada di area 63, dengan garis yang menunjukkan pergerakan turun setelah menyentuh area overbought, maka IHSG berpotensi untuk koreksi.

Secara keseluruhan, melalui pendekatan teknikal dengan indikator BB yang berada di area resistance dengan garis BB yang melebar maka pergerakan selanjutnya cenderung menguat, kendati terbatas karean RSI yang sudah overbought.

Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.

 

TIM RISET CNBC INDONESIA


(har/har)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular