Rupiah Melemah Nih, AS-China Ribut Terus Sih!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
15 July 2020 09:18
ilustrasi uang
Ilustrasi Money Changer (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Akan tetapi, risiko yang menggelayuti pasar keuangan masih tetap tinggi. Ketegangan hubungan AS-China menjadi salah satunya.

David Stillwell, Asisten Menteri Luar Negeri AS, menegaskan bahwa Washington bisa saja menjatuhkan sanksi terhadap Beijing atas klaim wilayah Laut China Selatan. "Saat ini belum ada opsi yang ada di atas meja. Namun ada ruang untuk itu," tegas Stillwell, seperti dikutip dari Reuters.

Selain itu, pemerintahan Presiden Donald Trump juga berencana membatalkan kesepakatan AS-China pada 2013 seputar audit keuangan perusahaan. US Public Company Accounting Oversight Board (PCAOB) kerap mengeluh sulit mendapatkan akses dan izin untuk meneliti laporan keuangan perusahaan-perusahaan China yang melantai di bursa saham Negeri Paman Sam.

"Harus ada aksi tegas, ini sudah menyangkut keamanan nasional karena kami tidak bisa terus-menerus menempatkan investor dan perusahaan AS dalam risiko. Kami juga harus menegakkan standar pasar keuangan," kata Keith Krach, Wakil Menteri Dalam Negeri AS, sebagaimana diwartakan Reuters.

Oleh karena itu, AS berniat untuk membatalkan Nota Kesepahaman (Memorandum of Underdstanding/MoU) dengan China. Perkembangan ini bisa membuat friksi AS-China semakin tajam.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular