Hati-hati Beli Saham Bank, EPS Diramal Ambles Tahun Ini

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
14 July 2020 15:17
Kompetisi jual beli saham Oppo Stocks in Your Hand di Bursa Efek Indonesia, Senin (18/2/2019). kompetisi jual beli saham Oppo Stocks in Your Hand (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Kompetisi jual beli saham Oppo Stocks in Your Hand di Bursa Efek Indonesia, Senin (18/2/2019). kompetisi jual beli saham Oppo Stocks in Your Hand (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Profitabilitas bank-bank BUKU IV (bank dengan modal inti di atas Rp 30 triliun) pada akhir tahun ini diperkirakan masih tertekan. Kebijakan restrukturisasi kredit perbankan yang cukup besar dan masih bisa diperpanjang dinilai bisa menggerus laba bersih bank kelas kakap.

Presiden Direktur PT Sucorinvest Asset Management, Jemmy Paul Wawointana berpendapat, penurunan ini sudah terbaca dari perkiraan para analis sebelumnya, bahwa earnings per share (EPS) atau laba per saham bank BUKU (bank umum kelompok usaha) IV akan terkontraksi 50% pada tahun ini.

Kemampuan profitabilitas bank sudah pasti akan menurun karena pandemi Covid-19 menyebabkan penurunan dari sisi margin bunga bersih (net interest margin/NIM)) sejalan dengan permintaan kredit yang melambat.

Sucorinvest memperkirakan, laba per saham atau earnings per share (EPS) emiten bank BUKU IV, diperkirakan mengalami penurunan hingga 25% hingga akhir tahun ini. Hal ini sudah terlihat dari beberapa laporan keuangan emiten pada bulan Mei secara yang secara tahunan mengalami penurunan laba per saham sebesar 20%.

"Dengan potongan pajak emiten 2,5% akan membuat laba bersih [emiten perbankan BUKU IV] turun 25%," kata Jemmy, dalam pemapaan virtual, Selasa (14/7/2020).

Meski demikian, adanya kebijakan subsidi bunga dari pemerintah akan cukup membantu emiten perbankan dalam beberapa bulan ke depan. Selain itu, pelonggaran kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) membuat aktivitas di sektor riil kembali bergerak akan sangat membantu emiten perbankan.

"Memang ada banyak restrukturisasi, NIM pasti turun, tapi ada subsidi pemerintah beberapa bulan ke depan. Cost of fund akan turun, bunga deposito turun, dari segi sisi pinjaman juga turun bunganya. Financing cost turun, seharusnya gak terlalu parah seperti prediksi turun 50%," katanya.

CNBC Indonesia mencatat, beberapa bank BUKU IV yang sahamnya tercatat di Bursa Efek Indonesia membukukan penurunan laba bersih di periode 3 bulan pertama tahun ini. Tidak hanya itu, rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) juga mengalami kenaikan.

PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), membukukan penurunan laba bersih sebesar 0,3% menjadi Ro 8,17 triliun dari periode sama di tahun sebelumnya Rp 8,19 triliun.

Pertumbuhan laba bersih PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) di 3 bulan pertama tahun ini melambat, hanya tumbuh 4,3% menjadi Rp 4,25 triliun. Pada periode sama tahun lalu, laba bersih BBNI naik 11,5% secara tahunan menjadi Rp 4,07 triliun.

Sementara itu, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) masih membukukan kenaikan laba bersih. BCA mencatatkan laba bersih konsolidasi sebesar Rp 6,58 triliun selama kuartal I-2020, atau naik 8,58% dari periode yang sama tahun 2019 sebesar Rp 6,06 triliun.

Adapun, laba Bank Mandiri masih tumbuh 9,44% (yoy) menjadi Rp 7,92 triliun di periode triwulan pertama tahun ini.


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Diborong Asing Rp 231 M, Saham BRI Sempat Melesat 11% Lebih

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular