Corona Merajalela, Rupiah Sulit Perkasa

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
14 July 2020 09:16
Dollar AS - Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Ilustrasi Dolar AS dan Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Lonjakan kasus corona terjadi di berbagai negara, paling mencolok adalah AS. Maklum, Negeri Paman Sam adalah negara dengan kasus corona terbanyak di dunia.

Per 13 Juli, jumlah pasien positif corona di AS adalah 3.296.599 orang. Bertambah 60.496 orang (1,87%) dibandingkan hari sebelumnya.

Dalam tiga hari terakhir, pasien baru bertambah lebih dari 60.000 dalam sehari. Lagi-lagi kurva kasus corona di AS semakin mengangkasa.

Kenaikan kasus corona membuat semakin banyak negara bagian kembali menutup 'keran' aktivitas masyarakat. Terbaru adalah Negara Bagian California.

Gubernur California Gavin Newsom memerintahkan seluruh restoran, bar, bioskop, kebun binatang, dan museum ditutup kembali. Bahkan di kota-kota yang berstatus zona merah, pusat kebugaran, gereja, dan salon juga tidak boleh beroperasi selama sebulan ke depan.

"Kita harus menyadari bahwa Covid-19 tidak akan hilang dalam waktu dekat. Sampai ada vaksin atau terapi yang efektif, kita harus waspada," tegas Newsom, yang berasal dari kubu oposisi Partai Demokrat, seperti dikutip dari Reuters.

Murid-murid juga terpaksa harus kembali belajar di rumah. Meski berat, tetapi ini harus dilakukan untuk menyelamatnya nyawa.

"Menghadapi lonjakan kasus corona dan minimnya pendanaan dari pemerintah untuk membuka sekolah secara sama, tidak ada pilihan lain. Kita tidak bisa membuat ribuan nyawa dalam bahaya," bunyi keterangan tertulis Persatuan Guru Los Angeles, seperti diwartakan Reuters.

Pandemi virus corona yang kembali menggila membuat aktivitas ekonomi di berbagai negara lagi-lagi harus ditutup. Pada April-Mei, kala kasus corona melandai, ada harapan ekonomi bisa bangkit pada paruh kedua 2020 seiring pembukaan kembali (reopening) kegiatan publik.

Namun sekarang tren yang ada malah reclosing, aktivitas ditutup lagi. Ketika semakin banyak negara yang menutup kembali aktivitas masyarakat, roda ekonomi bakal macet lagi. Harapan pemulihan ekonomi jadi samar-samar, tidak ada yang jelas selagi virus corona belum ada vaksin atau obatnya.

Situasi seperti ini tentu membuat investor tidak nyaman. Aset-aset aman kembali menjadi pilihan, salah satunya adalah dolar AS.

Pada pukul 08:08 WIB, Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback di hadapan enam mata uang dunia) menguat 0,1%. Keperkasaan dolar membuat mata uang lainnya tidak punya ruang untuk menguat, termasuk rupiah.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular