Awal Pekan yang Bagus, Rupiah Menguat ke Rp 14.350/US$

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
13 July 2020 16:18
mata uang rupiah dolar dollar Bank Mandiri
Foto: Ilustrasi Rupiah dan Dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah menguat tipis melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Senin (13/7/2020), melanjutkan penguatan pada pekan lalu. Penguatan tipis rupiah menjadi awal pekan yang bagus mengingat perdagangan dihabiskan di zona merah.

Berdasarkan data Refinitiv, rupiah membuka perdagangan dengan stagnan di Rp 14.360/US$, tetapi tidak lama rupiah langsung masuk ke zona merah. Depresiasi rupiah membengkak hingga 0,84% ke Rp 14.480/US$.

Tetapi posisi tersebut membaik, rupiah berada di level Rp 14.370/US$ melemah hanya 0,07% hingga 1 jam sebelum penutupan perdagangan.

Rupiah punya style sendiri dalam mengarungi perdagangan, bangkit di menit-menit akhir hingga akhirnya menguat. Dengan pelemahan hanya 0,07%, peluang rupiah menguat tentunya cukup besar.

Terbukti, di akhir perdagangan rupiah berbalik menguat 0,07% ke Rp 14.350/US$ di pasar spot, melansir data Refinitiv.

Mayoritas mata uang utama Asia memang menguat melawan dolar AS hari ini, rupiah dengan penguatan tipisnya mampu menjadi yang terbaik ke-tiga di Asia. Hingga pukul 15:10 WIB, rupiah hanya kalah dari dolar Taiwan yang menguat 0,12% dan dolar Singapura menguat 0,08%. Tetapi posisi tersebut bisa saja berubah, mengingat perdagangan di negara lain masih belum berakhir.

Berikut pergerakan dolar AS melawan mata uang utama Asia hari ini.

Pada pekan lalu, rupiah mampu menguat 0,62% ke Rp14.360/US$ sekaligus membukukan penguatan mingguan pertama dalam 5 pekan terakhir. Rupiah juga menjadi mata uang dengan kinerja terbaik ke-dua di Asia pekan lalu, hanya kalah dari yuan China yang menguat nyaris 1%.

Sentimen positif dari dalam negeri datang sejak Senin (6/7/2020) sore setelah perdagangan dalam negeri ditutup. Saat itu Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengadakan konferensi per bersama. Dalam kesempatan itu, Sri Mulyani menjelaskan untuk skema public goods yang sebesar Rp 397,6 triliun ini nantinya pemerintah menerbitkan Surat Berharga Negara (SBN) yang dijual langsung ke BI melalui skema private placement dengan bunga bunga 0% atau ditanggung 100% oleh BI.

"Beban bunga bagi pemerintah untuk SBN khusus yang diterbitkan dengan private placement, untuk pemerintah 0%, untuk BI sebesar reverse repo ratenya atau ditanggung 100%," kata dia.

Sebelumnya muncul kecemasan kebijakan yang disebut "burden sharing" tersebut akan memicu kenaikan inflasi di Indonesia, sehingga real return investasi menjadi menurun.

Ahli strategi mata uang di DailyFX, Margaret Yang, sebagaimana dikutip Reuters mengatakan saat bank sentral di negara berkembang membeli obligasi pemerintahnya dengan mata uang sendiri, maka akan menciptakan inflasi.

"Bank Sentral AS (The Fed) melakukan hal yang sama, tetapi situasinya berbeda karena dolar AS adalah mata uang dunia, jadi uang tidak hanya beredar di Amerika Serikat, tetapi juga ke seluruh dunia," katanya.

Tetapi, Gubernur Perry saat itu mengatakan dampak inflasi yang ditimbulkan dari kebijakan tersebut tidak besar.

Sentimen pelaku pasar hari ini sedang bagus yang terlihat dari penguatan bursa saham Asia. Saat sentimen pelaku pasar sedang bagus, aliran modal biasanya masuk ke nagara emerging market yang memberikan imbal hasil tinggi. Indonesia salah satunya, dan rupiah jadi punya tenaga untuk menguat. 

Salah satu faktor yang membuat sentimen pelaku pasar membaik adalah update obat virus corona yang dibuat perusahaan biotek asal AS, Gilead Sciences Inc.

Gilead pada hari Jumat lalu mengumumkan data terbaru hasil obat virus corona, redemsivir, mampu menurunkan risiko kematian pasien Covid-19 hingga 62% jika dibandingkan dengan pengobatan standar.

Gilead mengatakan menganalisa data dari 312 pasien dalam uji klinis fase tiga, dibandingkan dengan 818 pasien dengan karakteristik dan tingkat keparahan penyakit yang sama, tetapi menggunakan pengobatan standar.

Meski demikian, Gilead mengatakan masih perlu lebih banyak penelitian untuk obat redemsivir yang dibuat.

Sementara itu, faktor yang membuat rupiah tertekan yakni risiko kembali diterapkannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di DKI Jakarta, yang dapat membawa perekonomian Indonesia semakin merosot.

Kecemasan akan diterapkannya PSBB lagi terjadi setelah jumlah kasus penyakit virus corona (Covid-19) yang mencetak rekor penambahan harian kemarin, sebanyak 404 kasus baru.

Akibatnya Gubernur DKI Jakarta, Anis Baswedan memperingatkan adanya kemungkinan PSBB kembali diterapkan jika jumlah kasus terus meningkat.
"Hari ini adalah yang tertinggi sejak kita menangani kasus di Jakarta ada 404 kasus baru," kata Anies pada video '12 Jul 2020 Gub Anies Baswedan Update Perkembangan Penanganan Covid-19' di akun YouTube Pemprov DKI Jakarta, Minggu (12/7/2020).

"Jadi saya ingin mengingatkan kepada semua warga Jakarta harus ekstra hati-hati. Jangan anggap enteng. Jangan merasa kita sudah bebas dari COVID-19. Karena nanti kalau kondisi ini berlangsung terus, bukan tidak mungkin kita akan kembali ke situasi sebelum ini (PSBB). Karena itulah saya ingin menyampaikan kepada semuanya, ada titik-titik yang harus diwaspadai," katanya.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular