Yes, Rupiah Cetak Quat-trick, Jangan Ragu Beri 4 Jempol!

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
09 July 2020 15:42
Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Sentimen pelaku pasar sejak kemarin cukup bagus, tercermin dari pergerakan bursa saham AS (Wall Street) yang menguat, indeks Nasdaq mencetak rekor tertinggi. Penguatan tersebut merembet ke Asia hari ini, mayoritas bursa utama Asia menghijau.

Kemarin ketika sentimen pelaku pasar sedang kurang bagus rupiah mampu menguat, apalagi saat mood sedang ceria, tentunya peluang untuk menguat lebih besar.

Penguatan rupiah ditopang sentimen dalam negeri sejak Selasa lalu setelah Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo pada Senin sore meredam ekspektasi kenaikan inflasi akibat rencana pembelian obligasi pemerintah dengan zero coupon dalam skema "burden sharing" guna menanggulangi virus corona dan membangkitkan lagi perekonomian. 

Perry saat mengadakan konferensi pers bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan telah mengkalkulasi kebijakan tersebut dan hasilnya dampak ke inflasi diperkirkan tidak akan besar.

Inflasi yang tinggi membuat real return investasi di dalam negeri menjadi menurun, sehingga tidak menarik bagi investor asing.

Selain itu BI Selasa pagi melaporkan cadangan devisa di bulan Juni sebesar US$ 131,7 miliar, naik US$ 1.2 miliar pada akhir Mei.

Kenaikan cadangan devisa tersebut tentunya membuat amunisi BI untuk menstabilkan rupiah jika mengalami gejolak menjadi lebih besar. Sehingga investor lebih nyaman mengalirkan modalnya ke dalam negeri.

Kabar baik lainnya datang dari luar negeri, tepatnya China. Pagi tadi pemerintah China melaporkan data inflasi bulan Juni yang tumbuh 2,5% secara tahunan atau year-on-year (YoY), naik dari bulan sebelumnya 2,4% YoY. Ini juga merupakan kenaikan pertama setelah menurun dalam 4 bulan sebelumnya.

Kenaikan inflasi menjadi indikasi roda bisnis kembali berputar, konsumsi mulai meningkat sehingga harga-harga jadi naik. Data tersebut menunjukkan perekonomian China perlahan mulai bangkit setelah terpukul hebat akibat pandemi penyakit virus corona (Covid-10). Sehingga memunculkan harapan perekonomian global akan segera bangkit atau membentuk kurva V-shape.

Data dari China tersebut sekali lagi membuat mood pelaku pasar membaik, dan rupiah akhirnya mencetak penguatan 4 hari beruntun.

TIM RISET CNCB INDONESIA

(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular