
Melemah 2 Hari, Kurs Dolar Singapura Akhirnya Menguat Lagi

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Singapura menguat melawan rupiah pada perdagangan Kamis (9/7/2020) setelah melemah dalam 2 hari beruntun. Kabar baik dari China hari ini sama-sama memberikan sentimen positif ke dolar Singapura dan rupiah, tetapi efeknya lebih besar ke Mata Uang Negeri Merlion.
Pada pukul 12:27 WIB, SG$ 1 setara Rp 10.328,82, dolar Singapura menguat 0,14% di pasar spot, melansir data Refinitiv.
Pagi tadi pemerintah China melaporkan data inflasi bulan Juni yang tumbuh 2,5% secara tahunan atau year-on-year (YoY), naik dari bulan sebelumnya 2,4% YoY. Ini juga merupakan kenaikan pertama setelah menurun dalam 4 bulan sebelumnya.
Kenaikan inflasi menjadi indikasi roda bisnis kembali berputar, konsumsi mulai meningkat sehingga harga-harga jadi naik. Data tersebut menunjukkan perekonomian China perlahan mulai bangkit setelah terpukul hebat akibat pandemi penyakit virus corona (Covid-10). Sehingga memunculkan harapan perekonomian global akan segera bangkit atau membentuk kurva V-shape.
Kabar tersebut tentunya membuat sentimen pelaku pasar ceria, yang bisa menjadi modal bagi rupiah untuk menguat. Sayangnya, ada satu hal yang membuat rupiah belum mampu melanjutkan kinerja positif 2 hari terakhir, yakni jumlah kasus penyakit virus corona (Covid-19) di Indoneia yang mencatat rekor penambahan harian.
Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 kemarin melaporkan kasus positif bertambah sebanyak 1.853 orang. Penambahan tersebut menjadi yang terbanyak sejak awal Indonesia terjangkit di bulan Maret.
Jumlah pasien positif Covid-19 kini 68.079 orang, Indonesia menjadi negara dengan jumlah kasus terbanyak di ASEAN. Status tersebut sebelumnya dipegang oleh Singapura.
Dengan penambahan kasus yang masih mencetak rekor terbanyak, tentunya ada kecemasan di benak investor jika Indonesia akan menghadapi pandemi Covid-19 dalam waktu yang cukup panjang, sehingga bisa saja menghambat pemulihan ekonomi.
Di sisi lain, saat kondisi ekonomi masih dipenuhi ketidakpastian akibat virus corona, Negara Singapura justru dikatakan sebagai safe place investasi oleh bank investasi ternama, Morgan Stanley.
"Kita bisa melihat inflow yang didukung oleh peningkatan persepsi Singapura sebagai safe place di saat terjadi ketidakpastian ekonomi dan politik regional," tulis analis Morgan Stanley, Wilson Ng dan Derek Chang, sebagaimana dilansir CNBC International, Senin (29/6/2020).
Aliran modal besar masuk ke Singapura di tahun ini, bahkan tren tersebut sudah terjadi sejak tahun lalu. Di bulan April deposito non-residence dilaporkan meningkat 44% YoY menjadi SG$62,14 miliar, yang merupakan rekor tertinggi sepanjang sejarah.
Dolar Singapura pun menjadi perkasa, dan menunjukkan tren penguatan melawan rupiah sejak awal Juni.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kurs Dolar Singapura Tembus Rp 11.500, Termahal dalam Sejarah
