
Sedang Kuat-kuatnya, Rupiah Bisa Cetak Hat-trick Hari ini

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah mencatat penguatan 2 hari beruntun melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Selasa kemarin, bahkan akhirnya kembali menjadi yang terbaik di Asia. Sehingga peluang untuk mencetak hat-trick hari ini, Rabu (8/7/2020) terbuka, tetapi tidak akan mudah, bahkan ada kemungkinan berat.
Sebabnya, sentimen pelaku pasar yang kembali memburuk, tercermin dari pelemahan bursa saham global, mulai dari Eropa dan Amerika Serikat kemarin dan di Asia pagi ini.
Virus corona lagi-lagi membuat sentimen pelaku pasar memburuk. Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) memperingatkan akan kemungkinan terjadi peningkatan jumlah korban meninggal yang signifikan setelah terjadi akselerasi penambahan kasus penyakit akibat virus corona (Covid-19) di bulan Juni lalu.
Pelaku pasar kembali cemas akan kemungkinan diterapkannya kebijakan karantina (lockdown) lagi, yang berisiko membawa perekonomian global mengalami resesi yang dalam dan panjang.
Secara teknikal, penguatan rupiah kemarin terjadi setelah di hari Senin lalu rupiah yang disimbolkan USD/IDR membentuk pola Shooting Star lagi. Pola ini sering muncul pada bulan April lalu ketika rupiah akhirnya mampu menguat tajam.
Jika dilihat pada grafik harian hari Senin lalu, badan candle stick kecil di bagian bawah, sementara ekornya panjang ke atas. Pola tersebut disebut shooting star, dan kerap dijadikan sinyal pembalikan arah atau USD/IDR akan bergerak turun, dengan kata lain rupiah berpeluang menguat.
Hal ini diperkuat dengan indikator stochastic yang berada di wilayah jenuh beli (overbought).
Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik turun. Dalam hal ini, USD/IDR berpeluang turun, yang artinya dolar AS berpeluang melemah setelah stochastic mencapai overbought.
![]() Foto: Refinitiv |
Rupiah sukses menguat Selasa kemarin, tetapi malah membentuk pola Hammer yang merupakan lawan dari Shooting Star. Artinnya, Hammer menjadi sinyal harga akan berbalik naik atau rupiah akan melemah.
Rupiah mengakhiri perdagangan di kemarin di level US$ 14.400/US$, melewati Rp 14.415/US$ yang kini menjadi resisten terdekat. Selama tertahan di bawah resisten tersebut rupiah berpeluang menguat menuju Rp 14.300/US$, dan mencetak hat-trick.
Tetapi jika resisten dilewati, rupiah berisiko melemah ke Rp 14.510/US$, atau lebih tinggi lagi menuju Rp 14.650/US$ yang merupakan target pelemahan saat menembus pola Rectangle pada pekan lalu.
Untuk jangka lebih panjang, rupiah sebenarnya masih berpeluang menguat ke Rp 13.565/US$ yang merupakan Fibonnaci Retracement 100% masih terbuka, selama bertahan di bawah Rp 14.730/US$ (Fibonnaci Retracement 61,8%)
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sentuh Rp 16.500/US$, Rupiah Terus Terpuruk
