
Makin Berat, Moody's Downgrade Lagi Peringkat Pan Brothers

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan pemeringkat Moody's Investor Service baru saja menurunkan Corporate Family Rating (CFR) serta rating obligasi PT Pan Brothers Tbk (PBRX) dan anak usahanya dari B2 menjadi B3 sementara itu menurut Moody's prospek kedepan rating perusahaan ini tetaplah negatif. Penurunan rating ini kembali dilakukan Moody's setelah pada April 2020 lalu Moody's menurunkan CFR perusahaan dari B1 menjadi B2.
"Penurunan peringkat menjadi B3 ini merefleksikan berlanjutnya ketidakpastian pembiayaan ulang hutang-hutang Pan Brothers yang sebentar lagi jatuh tempo, termasuk fasilitas kreditnya yang sudah dipakai sampai batas maksimal," ujar Stephanie Cheong, Analis Moody's
Perusahaan ini memiliki jumlah hutang yang akan jatuh tempo dalam waktu 12-18 bulan yang besar, termasuk US$ 138,5 juta fasilitas kredit yang akan jatuh tempo Februari 2021 dan surat utang senilai US$ 171 juta yang akan jatuh tempo Januari 2022.
"Kendati perusahaan saat ini sedang melakukan negosiasi perjanjian pembiayaan ulang untuk fasilitas kreditnya, keputusan yang mengikat masih belum tercapai, sehingga eksekusi rencana perusahaan ke depan masih belum pasti," tambah Cheong yang juga menjadi Analis utama Moody's untuk Pan Brothers.
"Bahkan apabila diasumsikan perusahaan berhasil melakukan pembiayaan ulang, resiko pembiayaan ulang tetaplah tinggi mengingat obligasinya akan jatuh tempo pada Januari 2022."
Likuiditas perusahaan juga sudah menipis, dengan kas sebesar US$ 39 juta dan tidak dapat lagi menggunakan fasilitas kreditnya karena sudah digunakan sampai batasnya per 31 Maret 2020. Moody's meramalkan perusahaan akan memiliki arus kas negatif dari 2020 sampai dengan 2021, yang berarti perusahaan ini akan bergantung dari pendanaan eksternal untuk membayar hutang jatuh tempo jangka pendeknya.
Penyangga likuiditas Pan Brother's sangat berfluktuasi karena kebutuhan modal kerja yang musiman. Walaupun modal kerja cenderung turun pada pertengahan tahun, keterlambatan order yang tidak dapat diprediksi, yang tentunya akan ,ucul karena kondisi produksi sekarang ini, akan terus menekan likuiditas perusahaan yang sudah seret.
Perusahaan yang bergerak di sektor ritel ini juga terdampak pandemi virus corona secara signifikan karena tingkat permintaanya yang sensitif.
Biarpun begitu, Moody's menganggap bahwa pendapatan Pan Brothers pada tahun 2020 akan tetap sama dengan tahun lalu, mengingat kemampuan perusahaan untuk mengganti produksinya menjadi produk lain seperti masker dan baju medis, yang tentunya dapat mengurangi dampak tergerusnya penjualan baju-baju fashion.
PT Pan Brothers Tbk adalah perusahaan produsen produk garmen terbesar di Indonesia yang melantai di BEI, dengan total kapasitas produksi sebesar 117 juta potong pakaian per tahun per 31 Maret 2020.
Perusahaan ini memperkerjakan sekitar 38 ribu karyawan yang tersebar pada 12 pabrik di Jawa Barat dan Jawa Tengah. Pan Brother membukukan pendapatan kurang lebih sebesar US$ 674 juta (Rp 9,7 miliar) per tahun per 31 Maret 2020.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Deretan Saham yang Diborong & Dilepas Asing di Semester I