
Harga CPO Naik Tipis, Sekarang Makin Dekat ke RM 2.400

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga komoditas minyak sawit mentah (CPO) naik tipis pada perdagangan jelang siang hari ini Selasa (7/7/2020). Prospek permintaan minyak nabati jenis ini diperkirakan membaik di paruh kedua tahun ini.
Pada 10.50 WIB harga CPO kontrak pengiriman September 2020 naik tipis 0,17% ke RM 2.395. Harga CPO semakin mendekati level psikologis RM 2.400. Kenaikan harga CPO menyusul melesatnya harga kontrak futures kedelai di bursa Chicago semalam.
"Harga [CPO] ditopang oleh penguatan harga minyak kedelai di CBOT semalam" kata seorang trader di Kuala Lumpur kepada Reuters.
Prospek permintaan terhadap minyak nabati di paruh kedua 2020 diperkirakan juga akan mengalami perbaikan seiring dengan dilonggarkannya pembatasan mobilitas publik di banyak negara.
Program biodiesel (B20) di Malaysia yang akan kembali dilaksanakan pada September nanti serta mandat B30 di Indonesia juga turut mendukung permintaan komoditas unggulan RI dan Negeri Jiran ini.
Harga minyak yang sudah naik dan cenderung stabil membuat penggunaan CPO sebagai bahan baku biodiesel setidaknya menjadi lebih ekonomis ketimbang saat harga minyak mentah jatuh seperti yang terjadi hingga April lalu.
Faktor lain yang juga mendorong penguatan harga CPO adalah pembebasan pungutan ekspor yang dilakukan oleh Negeri Jiran hingga akhir tahun dengan harapan dapat mendongkrak permintaan.
Namun penguatan hari ini tak bisa banyak-banyak. Pasalnya risiko ketidakpastian kapan pandemi akibat virus corona (Covid-19) akan berakhir masih tinggi. Pandemi belum juga usai. Lonjakan kasus masih terus terjadi.
India sebagai negara konsumen minyak nabati terbesar di dunia terus mencatatkan pertambahan jumlah kasus baru yang signifikan. Hal ini membuatnya menggeser Rusia yang sebelumnya di posisi ketiga sebagai negara dengan jumlah kasus Covid-19 terbanyak di dunia.
Lonjakan kasus ini dikhawatirkan akan memicu terjadinya lockdown. Saat lockdown permintaan terhadap minyak sawit memburuk terutama di India. Berbeda dengan minyak nabati jenis lain yang dikonsumsi langsung oleh rumah tangga, minyak sawit cenderung digunakan di restoran dan hotel yang jelas tutup saat lockdown.
Di sisi lain penguatan ringgit terhadap dolar membuat harga CPO menjadi lebih mahal. Pada pukul 11.25 WIB ringgit menguat 0,11% di hadapan dolar AS.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ada Kabar Buruk dari Malaysia, CPO Berpotensi Tertekan Besok