
Harga Emas Sedang Melempem, Ini Kata Analis Wall Street

Secara teknikal, koreksi emas terdalam pada pekan lalu terjadi pada hari Kamis, menyentuh US$ 1.756/troy ons. Tetapi setelahnya harga emas justru berbalik menguat. Pergerakan tersebut menjadi salah satu indikasi aksi buy on dip para pelaku pasar.
Outlook emas masih sama, setelah berhasil break out level US$ 1.744/troy ons yang merupakan batas atas pola Rectangle pada hari Senin (22/6/2020).
Pola Rectangle menjadi indikasi emas berada dalam fase konsolidasi atau bergerak sideways, dengan batas bawah di US$ 1.670/troy ons. Rentang batas bawah ke batas atas pola Rectangle sebesar US$ 74, jadi ketika batas atas berhasil ditembus maka target penguatan emas juga sebesar US$ 74 dari batas atas US$ 1.744/troy ons.
Artinya, target penguatan emas ketika pola Rectangle ditembus adalah US$ 1.818/troy ons, lebih tinggi dari level psikologis US$ 1.800/US$.
![]() Foto: Refinitiv |
Resisten (tahanan atas) yang cukup kuat berada di US$ 1.788/troy ons. Jika mampu ditembus secara konsisten, peluang emas mencapai dan bahkan melewati level psikologis US$ 1.800/troy ons akan semakin terbuka.
Sementara itu, indikator stochastic masih berada di wilayah jenuh beli (overbought). Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik turun.
Koreksi berisiko membawa harga emas ke level US$ 1.744 yang menjadi support (tahanan bawah) kuat. Selama bertahan di atasnya, peluang emas ke US$ 1.818/troy ons masih tetap terjaga.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
